Rabu, 18 November 2009

AKDR (alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

MAKALAH
PROMKES
“ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)”







Disusun Oleh :
Kelas : 1 B
NIM : 080458







AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL-HIKMAH
JEPARA
TAHUN AJARAN 2009/2010






PENGESAHAN
“PROMKES Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)” :
Hari :......................................
Tanggal :.................................

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Mata Kuliah

(Lailatul M,S.Si.T) (Yayuk Nur Azizah, SKM)











PERSEMBAHAN
Makalah ini, kami persembahkan umumnya kepada para pembaca dan khususnya kepada :
1. Ibu Yayk NurAzizah,SKM, selaku dosen pengampu mata kuliah
2. Ibu Lailatul M, S.Si.T, selaku dosen pembimbing akademik
3. Para dosen pembimbing di AKBID ISLAM AL-HIKMAH JEPARA
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
5. Tidak lupa kepada bapak, ibu yang turut mendo’akan kami.









KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah hirobbil’alamin, segala puji syukur penullis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Promosi Kesehatan tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)” , adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing AKBID ISLAM AL-HIKMAH JEPARA.
Atas terselesaikannya makalah ini, selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah yang telah membantu, membimbing dan memberikan informasi sebagai bahan melengkapi pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Bu Yayuk Nur Azizah, SKM, selaku dosen Pengampu mata kuliah
2. Ibu Lailatul M,S.Si.T, selaku dosen Pembimbing Akademik
3. Para dosen Pembimbing Akademik di AKBID ISLAM AL-HIKMAH JEPARA
4. Semua pihak dan sumber yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini .
Demikianlah makalah ini disusun, dalam penyusunan makalah penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Karena kemampuan yang sangat terbatas dan masih dalam taraf belajar. Seperti kata pepatah “ Tiada gading yang tak retak “. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi sempurnanya makalah ini. Penulis juga memohon keridloan Allah SWT. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi mahasiswi maupun para pembaca.
Wassalaamu’alaikum, Wr. Wb.

Jepara, April 2009

Penulis

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................i
PENGESAHAN .................................................................................................................................ii
PERSEMBAHAN...............................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
BAB II ISI...........................................................................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................




BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Sudah bukan zamannya lagi kita takut akan kontrasepsi. Segala macam mitos buruk dan pandangan negatif tentang kontrasepsi harus segara disingkirkan jauh-jauh. Kontrasepsi kini tak lagi hanya sekedar menunda kehamilan, akan tetapi semakin lebih banyak memberi manfaat yang lainnya.
Penggunaan AKDR merupakan salah satu usaha manusia untuk menekan kesuburan sejak berabad-abad yang lampau. Hipokrates menulis tentang teknik memasukkan batu-batu kecil ke dalam rongga rahim melalui suatu pipa yang dibuat dari timah hitam untuk mencegah kehamilan. Dalam abad ke-9 Mohammad Ibn Zakariya Al-Raqy mengutarakan suatu usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim. Berabad-abad lamanya para gembala onta bangsa Arab menggunakan pengetahuan ini, dan mereka memasukkan batu-batu kecil ke dalam rahim onta sebelumnya mengadakan perjalanan jauh.
Pada tahun 1909 AKDR ini pertama kali diperkenalkan oleh Richter di Polandia yang terdiri atas 2 benang sutera yang tebal. Pada tahun 1930-an cincin Grafenberg mulai dipakai di Jerman. Cincin ini mungkin merupakan pengembangan AKDR Richter juga, karena Grafenberg mula-mula menggunakan cincin yang dibuat dari benang sutera yang dipilih. Kemudian cincin ini dibuat dari benang perak berupa spiral. Menurut Grafenberg, angka kehamilan dengan cincin perak ini hanya 1,6 % (di antara 2000 kasus).
Pada tahun 1959 Oppenheimer dan Ishiamaka mengutarakan hasil-hasil yang memuaskan dengan cincin Grafenberg pada 1500 wanita dan cincin Ota pada 20.000 wanita Jepang. Ota adalah Dokter pertama yang menggunakan bahan plastik. Sejak itu banyak model baru yang dikembangkan antara lain oleh Lippes, Margulies, dan Birnberg.
Berkat tersedianya antibiotika untuk mengendalikan infeksi, perbaikan disain AKDR, serta kesadaran yang meningkat akan perlunya pengendalian kesuburan, maka kini AKDR telah mendapat penerimaan di kalangan masyarakat. Setelah melalui AKDR generasi ke-2 yang mengira bahwa luas permukaan rongga uterus yang tertutup oleh AKDR itu adalah faktor utama (misalnya Dalkon Shield), kini telah berada pada AKDR generasi ke-3. Contoh AKDR generasi ini adalah Copper T, Copper 7, Ypsilon-Y, Progestasert, Copper T3800A.
Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) adalah metode kontrasepsi yang bersifat jangka panjang dan mantap yaitu Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Devices (IUD).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut ;
z Metode kontrasepsi apa yang bersifat jangka panjang (Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih / MKET)?
z Jenis-jenis dan penggolongan AKDR!
z Kapan waktu pemasangan AKDR yang tepat?
z Bagaimana mekanisme kerja AKDR?
z Keuntungan dan kerugian pemakaian AKDR!
z Persyaratan pemakaian untuk orang yang diperkenankan dan tidak diperkenankan menggunakan AKDR!

C. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut ;
z Memberi pengetahuan dan menambah wawasan kepada khalayak tentang pentingnya alat kontrasepsi.
z Membantu khalayak untuk memilih alat kontrasepsi yang baik, aman, tepat, dan terpilih.
z Agar khalayak mengetahui tentang akan keuntungan dan kerugian pemakaian alat kontrasepsi.

z Menyakinkan khalayak bahwa alat kontrasepsi tidak hanya memberi dampak negatif saja, tetapi banyak memberi manfaat yang lain.



D. Metode Penulisan
Salah satu metode yang penulis gunakan dalam penulisan makalah adalah sebagai berikut ;
z Referensi-referensi dari beberapa buku yang ada.
z Observasi (peninjauan/pengamatan).
z Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) “Internet”.
z Performance dan Keterampilan yang dimiliki penulis.





E. Sistematika Penyusunan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penyusunan

BAB II ISI
A. Profil AKDR
B. Penggolongan AKDR
C. Jenis Pemasangan AKDR
D. Waktu Pemasangan AKDR
E. Mekanisme Kerja AKDR
F. Keuntungan Pemakaian AKDR
G. Kerugian Pemakaian AKDR
H. Persyaratan Pemakaian AKDR

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

















BAB II
ISI


Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Devices (IUD) mempunyai sejarah perkembangan yang panjang sebelum generasi III dengan keamanan, efektivitas, dan penyulit yang tidak terlalu besar. Penggunaan AKDR merupakan salah satu usaha manusia untik menekan kesuburan. Berkat tersedianya antibiotika untuk mengendalikan infeksi, perbaikan disain AKDR, serta kesadaran yang meningkat akan perlunya pengendalian kesuburan, maka kini AKDR telah mendapat penerimaan yang luas di kalangan masyarakat.

A. Profil AKDR
Í Sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun : CuT-380A).
Í Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak.
Í Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.
Í Dapat dipakai oleh semua perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual (IMS).

B. Penggolongan AKDR
1. Un-Medicated Devices = Inert Devices
= Firrst Generation Devices
Misalnya :
^ Grafenberg ring
^ Ota ring
^ Margulies coil
^ Lippes Loop (dianggap sebagai AKDR standar)
^ Delta Loop : Modified Lippes Loop D
2. Medicated Devices = Bio-Active Devices
= Second Generation Devices
a. Mengandung Logam :
\ AKDR-Cu Generasi pertama ;
T CuT-200 = Tatum-T
T Cu-7 = Gravigard
T MLCu-250
\ AKDR-Cu Generasi kedua ;
T CuT-380A = ParaGard
T CuT-380Ag
T CuT-220C
T Nova-T = Novagard : mengandung Ag
T DeltA-T : Modified CuT-220C
T MLCu-375
b. Mengandung Hormon : Progesterone / Levonolgestrel
\ Progestasert = Alza-T, dengan daya kerja 1 tahun
\ LNG-20 : mengandung Levonorgestrel

Penggolongan Lain dari AKDR berdasarkan :
1. Konfigurasi ;
z Open & linier devices : Lippes Loop, Copper IUD
z Closed & ring-shaped devices : Zipper ring, Ragab ring
2. Rigiditas
3. Luas Permukaan
4. Macam bahan asal

C. Jenis pemasangan AKDR
{ Lippes Loop
{ Cupper T atau Seven Cupper
{ Multiload atau Medusa
{ AKDR CuT-380A
Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat di mana-mana.
{ AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah Nova T (Schering).


D. Waktu pemasangan AKDR
a. AKDR dapat dipasang pada ;
Y Bersamaan dengan menstruasi.
Y Segera setelah bersih menstruasi.
Y Pada masa akhir puerperium (masa nifas).
Y 3 bulan pascapersalinan.
Y Bersamaan dengan seksio sesarea.
Y Bersamaan dengan abortus dan kuretage.
Y Hari ke-2 dan ke-3 pascapersalinan.
b. AKDR tidak dapat dipasang pada keadaan ;
Y Terdapat infeksi genetalia.
F Menimbulkan eksaserbasi (kambuh infeksi).
F Keadaan patologis lokal (frungkle, stenosis vagina, infeksi vagina).
Y Dugaan keganasan serviks.
Y Perdarahan dengan sebab yang tidak jelas.
Y Pada kehamilan (terjadi abortus, mudah perforasi, perdarahan, dan infeksi).


E. Mekanisme Kerja
Ada beberapa mekanisme kerja AKDR yang diajukan :
1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesifik di dalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
Di samping itu, dengan munculnya lekosit PMN, makrofag, foreign body giant cells, sel mononuclear dan sel plasma yang dapat mengakibatkan lysis dari spermatozoa / ovum dan blastocyst.
2. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terlambatnya implantasi.
3. Gangguan / terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam endometrium.
4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.
5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
6. AKDR mencegah spermatozoa membuahi sel telur (mencegah terjadinya fertilisasi).
7. Untuk AKDR yang mengandung Cu :
a. Antagonisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat dalam enzim carbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genitalia wanita, dimana Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi; dan mungkin juga menghambat aktivitas alkali phosphatase.
b. Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosa uterus.
c. Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium.
d. Mengganggu metabolisme glikogen.
Penambahan Ag pada AKDR yang mengandung Cu mempunyai maksud untuk mengurangi fragmentasi dari Cu sehingga Cu lebih lama habisnya.
8. Untuk AKDR yang mengandung hormon progesterone :
a. Gangguan proses pematangan prolliferatif-sekretoir sehingga timbul penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi (endometrium tetap berada dalam fase decidual / progestational).
b. Lendir serviks yang menjadi lebih kental / tebal karena pengaruh progestin.

Mekanisme kerja lokal AKDR, antara lain :
a. AKDR merupakan benda asing dalam sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan limfosit.
b. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitasi spermatozoa.
c. Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag dan limfosit, menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
d. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.

Cara Kerja Lain :
Z Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopii.
Z Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
Z AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
Z Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

Pemasangan AKDR sewaktu haid akan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi melalui kanalis servikalis.
Cara Insersi AKDR :
1. Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis.
2. Dan dengan leher tabung penyalur pada serviks.
3. AKDR didorong ke dalam kavum uteri.
4. Tabung penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDR ditinggalkan ke dalam kanalis servikalis dan vagina.

Cara Mengeluarkan AKDR :
X Pengeluaran AKDR lebih mudah jika dilakukan sewaktu haid.
X Inspekulo, filamen ditarik perlahan-lahan, jangan sampai putus. Jika filamen tak tampak / putus, AKDR dapat dikeluarkan dengan mikrokuret. Kadang-kadang diperlukan anastesia paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri.
X AKDR-Lippes tidak perlu dikeluarkan secara berkala.
X Jika posisinya baik, tidak ada efek sampingan, dan klien mau memakainya, AKDR tersebut dibiarkan saja in utero.
X Hanya AKDR-Cu yang perlu dikeluarkan dan diganti secara periodik (2 – 3 tahun), sedang Progestasert 1 – 2 tahun.

Indikasi pengeluaran AKDR, antara lain :
1. Permintaan klien.
2. Meno-metroragia.
3. Infeksi pelviks.
4. Atau disparenia.
5. Ingin hamil kembali.
6. Leokorea, sulit diobati dan peserta menjadi kurus.
7. Terjadi perdarahan.
8. Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan AKDR.


Pengawasan :
Pengawasan Ginekologik terhadap akseptor AKDR dilakukan dalam 1 minggu dan 1 bulan sesudah pemasangan, kemudian setiap 3 bulan sekali. Pada setiap kali pengawasan dilakukan pemeriksaan ginekologik, dan efek sampingan dicari.
Selain melihat filamen, diperhatikan pula perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada serviks. Jika filamen tidak tampak, singkirkanlah terlebih dahulu kemungkinan kehamilan. Serviks dibersihkan dengan larutan antiseptik. AKDR diraba dengan sonde uterus. Jika AKDR tidak teraba, dapat dilakukan pemeriksaan foto rontgen anteroposterior dan lateral dengan sonde logam di dalam uterus. Dapat pula dilakukan pemeriksaan histerografi. Jika terdapat translokasi, pengeluaran AKDR dilakukan via laparoskopi atau laporotomi.




F. Keuntungan Pemakaian AKDR

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dapat diterima masyarakat dunia, termasuk Indonesia dan menempati urutan ke-3 dalam pemakaian.
Adapun keuntungan pemakaian AKDR, sebagai berikut ;
S Dapat diterima masyarakat dengan baik.
S Kontrol medis yang ringan.
S Penyulit tidak terlalu berat.
S Pemasangan tidak memerlukan medis teknis tang sulit.
S Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. Sangat efektif à 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
S AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
S Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).
S Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
S Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
S Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
S Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A).
S Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
S Dapat dipasang segera setelah melahirkan / sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
S Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun / lebih setelah haid terakhir).
S Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
S Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik.


G. Kerugian Pemakaian AKDR

Di samping ada keuntungan, tentunya juga ada kerugian. AKDR bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna, sehingga masih terdapat beberapa kerugian, diantaranya sebagai berikut ;
S Efek samping yang umum terjadi ;
š Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).
š Haid lebih lama dan banyak.
š Perdarahan (spotting) antar menstruasi, dan monometroragia.
š Saat haid lebih sedikit.
S Komplikasi lain ;
š Merasakan sakit dan kejang selama 3 – 5 hari setelah pemasangan.
š Perdarahan berat pada waktu haid / di antaranya yang memungkinkan penyebab anemia.
š Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).
S Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
S Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS / perempuan yang sering berganti pasangan.
S Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah peremouan dengan IMS memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas.
S Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan.
S Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segara setalah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari.
S Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR.
S Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan).
S Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.
S Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
S Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ.
S Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer / sekunder dan kehamilan ektopik.
S Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual.



H. Persyaratan Pemakaian

[ Yang diperkenankan menggunakan AKDR :
Y Usia produktif
Y Keadaan nulipara
Y Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
Y Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
Y Setelah melahirkan & tidak menyusui bayinya
Y Setelah mengalami abortus & tidak terlihat adanya infeksi
Y Risiko rendah dari IMS
Y Tidak menghendaki metode hormonal
Y Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
Y Tiidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari sanggama (lihat kontrasepsi laborat)
Pada umumnya Ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan efektif.
AKDR dapat digunakan pada Ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya :
µ Perokok.
µ Pasca keguguran / kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi.
µ Sedang memakai antibiotika / antikejang.
µ Gemuk ataupun yang kurus.
µ Sedang menyusui.
µ Penderita tumor jinak payudara.
µ Penderita kanker payudara.
µ Pusing-pusing, sakit kepala.
µ Tekanan darah tinggi.
µ Varises di tungkai / di vulva.
µ Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika sebelum pemasangan AKDR).
µ Pernah menderita stroke.
µ Penderita diabetes.
µ Penderita penyakit hati / empedu.
µ Malaria.
µ Skistosomiasis (tanpa anemia).
µ Penyakit Tyroid.
µ Epilepsi.
µ Nonpelvik TBC.
µ Setelah kehamilan ektopik.
µ Setelah pembadahan pelvik.



[ Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR :
µ Sedang hamil (diketahui hamil / kemungkinan hamil).
µ Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi).
µ Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis).
µ 3 bulan terakhir sedangmengalami / sering menderita PRP /
Abortus septik.
µKelainan bawaan uterus yang abnormal / jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
µPenyakit trofoblas yang ganas.
µDiketahui menderita TBC pelvik.
µKanker alat genital.
µ Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

Indikasi-Kontra :
­ Mutlak pemakaian AKDR ;
Kehamilan dan penyakit radang panggul aktif / rekuren. Adapula yang memasukkan sangkaan karsinoma sersivisis uteri, karsinoma korporis uteri – termasuk pulasan Papanicolau yang masih diragukan, serta paparan terhadap PHS.
­ Relatif ;
Tumor ovarium, kelainan uterus (miom, polip, dan sebagainya), gonorea, sersivisitis, kelainan haid, dismenorea, stenosis kanalis servikalis, dan panjang kavum uteri yang kurang dari 6,5 cm.










BAB III
PENUTUP




A. Kesimpulan

Berdasarkan penguraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan AKDR merupakan salah satu usaha manusia untuk menekan kesuburan. Dan berkat tersedianya antibiotika untuk mengendalikan infeksi, perbaikan disain AKDR, serta kesadaran yang meningkat akan perlunya pengendalian kesuburan, maka kini AKDR telah mendapat penerimaan yang luas di kalangan masyarakat. Karena AKDR merupakan salah satu metode kontrasepsi yang bersifat jangka panjang dan mantap.
Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) antara lain, adalah “AKDR”. Pemasangann AKDR dipasang di luar hamil dan saat selesai menstruasi.

B. Saran

Setelah mengetahui Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) yang aman dan berjangka panjang, diharapkan khalayak mampu menentukan alat kontrasepsi yang baik, tepat guna dan sasarannya. Di samping itu, khalayak juga diharapkan tidak takut akan segala mitos buruk dan berpandangan negatif tentang alat kontrasepsi. Karena alat kontrasepsi tidak hanya sekedar menunda kehamilan, tetapi sudah semakin lebih banyak memberi manfaat yang lainnya.
Dengan demikian, dalam penulisan makalah penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena kemampuan yang sangat terbatas dan masih dalam taraf pembelajaran. Seperti kata pepatah “Tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk sempurnanya makalah ini. Penulis juga memohon keridloan dari Allah SWT., Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna untuk kita. Amiiin.....yaa robbal’alamin.
DAFTAR PUSTAKA


z Prof. Dr. Bagus, Ida Gde Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, &
Kelurga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Kedokteran EGC.

z Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta.

z dr. Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Cetakan 5.

z Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta.Edisi 2.

Tidak ada komentar: