MAKALAH
PROMOSI KESEHATAN
“PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)”
Disusun Oleh :
Nama : IVA ARFIANA
Nim : 080463
Semester : II B
AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL-HIKMAH JEPARA
TAHUN AKADEMIK 2008/2009
PENGESAHAN
“PENYAKIT MENULAR SEKSUAL” :
Hari :......................................
Tanggal :.................................
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Mata Kuliah
(Lailatul M,S.Si.T) (Yayuk Nur Azizah, SKM)
MOTTO
Ø “Hidup adalah yang terbaik yang diberikan oleh Allah kepadamu, maka untuknya berusahalah setinggi-tingginya dan berdo’alah sedalam-dalamnya. Namun , jika ada yang berjalan tidak seperti harapanmu, mungkin Dia yang diatas sana berniatan lain atas dirimu. Dan apapun itu, pastilah pilihan yang terbaik dari yang terbaik.”
Ø “Pencobaan hidup ysng kita alami, merupakan suatu hal yang dapat mendidik, menguji iman dan ketabahan seseorang. Maka hendaknya kita tidak lari dari pencobaan tapi menghadapinya karena akan membawa kita kepada iman yang kokoh dan kedewasaan, rohaniyah, berkatalah di dalam hati bahwa kita kuat dan menang atas segala percobaan hanya atas kehendak tuhan. Dengan demikian kita akan menemukan makna hidup kita”
Ø “Tidak ada satupun dari kelelahan, penyakit, kedukaan, kesedihan, keterpurukan dan kesusahan yang menimpa seorang musllim bahkan dirinya, kecuali dengannya, Allah akan menghapus segala kesalahanya.”(Hr. Bukhari & Muslim).
PERSEMBAHAN
Makalah ini, kami persembahkan umumnya kepada para pembaca dan khususnya kepada :
1. Ibu Yayuk NurAzizah,SKM, selaku dosen pengampu mata kuliah
2. Ibu Lailatul M, S.Si.T, selaku dosen pembimbing akademik
3. Para dosen pembimbing di AKBID ISLAM AL-HIKMAH JEPARA
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
5. Tidak lupa kepada bapak, ibu yang turut mendo’akan kami.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah hirobbil’alamin, segala puji syukur penullis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, Hidayah serta inayah-nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)“, adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing AKBID ISLAM AL-HIKMAH JEPARA.
Atas diselesaikannya makalah ini, selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah yang telah membantu, membimbing dan memberikan informasi sebagai bahan melengkapi pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Bu yayuk NurAzizah, SKM, selaku dosen pengampu mata kuliah
2. Ibu Lailatul M,S.Si.T, selaku dosen Pembimbing Akademik
3. Para dosen pembimbing Akademik di AKBID ISLAM AL-HIKMAH JEPARA
4. Semua pihak dan sumber yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini .
Demikianlah makalah ini di susun, dalam penyusunan makalah ini, penilis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Karena kemampuan yang sangat terbatas dan masih dalam taraf belajar. Seperti kata pepatah “Tiada gading yang tak retak“. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi sempurnanya makalah ini. Penulis juga memohon keridloan Allah SWT. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
Jepara, Maret 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................... i
PENGESAHAN................................................................................................................................ ii
MOTTO............................................................................................................................................ iii
PERSEMBAHAN............................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ v
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................... I
A. Latar Belakang .................................................................................................................. I
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. I
C. Tujuan................................................................................................................................ I
D. Metode Penyusunan.......................................................................................................... 2
E. Sistematika Penyusunan.................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP........................................................................................................................... 10
A. Simpulan............................................................................................................................. 10
B. Kritik dan Saran................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan teknologi kedokteran menyebabkan diketahuinya bakteri, protozoa, jamur, dan virus sebagai penyebab penyakit hubungan seksual. Sebagian besar penyakit tersebut bisa disembuhkan kecuali AIDS. Di indonesia penyakit ini sudah banyak menjalar dengan perkembangan penularan yang sangat cepat, penyakit ini dapat melumpuhkan semua kemampuan daya tahan tubuh terhadap berbagai bkateri, protozoa, jamur dan virus lainyya.
Dalam penelitian lebih lanjut dijumpai bahwa makin bertambah penyakit yang timbul akibat hubungan sekssual, dari sudut etimologi ternyata penyakit hubungan seksual berkembang sangat cepat berkaitan dengan pertambahan dan terjadinya migrasi penduduk, bertambahnya kemakmuran, serta terjadi perubahan perilaku seksual yang makin bebas tanpa batas.
Demikian untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan keluarga telah ditemukan lima penyakit hubungan seksual yang banyak dijumpai sebagai upaya untuk lebih memperhatikan kesehatan reproduksi sehingga lebih menjamin peningkatan sumber daya manusia.
B. Rumusan Masalah
- Apa penyebab PMS?
- Apa itu PMS?
- Dari mana saja sumber PMS?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah PROMKES terutama tentang PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS), agar mahasiswa mampu memahami lebih detail tentang PMS dan menambah semangat belajar dengan adanya makalah ini.
D. Metode Penulisan
Metode yang dipakai dengan mengambil bahan/literature dari referensi beberapa buku dan internet untuk sumber informasi terbaru yang berhubungan dengan .
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Metode Penyusunan
E. Sistematika Penyusunan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. Kritik dan Saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Infeksi yang ditularkan lewat hubungan seksual, atau Penyakit kelamin menular adalah penyakit yang cara penularanyya melalui hubungan kelamin. Yang ditularkan dari satu orang ke orang lain saaat berhubungan badan. Tempat terjangkitnya penyakit tersebut tidak semata-mata pada alat kelamin saja, tetapi dapat terjadi diberbagai tempat diluar alat kelamin.yang tergolong dari penyakkit ini adalah : sifilis, gonore, ulkus mola, linfegranuloma venereum, granuloma inguinale.
Jika seseorang memiliki tanda-tanda berikut, bisa jadi dia terinfeksi penyakit kelamin :
Lelehan yang baunya tidak enak.
Alat kelamin membengkak.
Alat kelamin terasa sakit.
Ada luka di alat kelamin.
Rasa sakit di pinggul dan selengkapnya waktu berhubungan badan.
Cara Penularan Penyakit Kelamin :
Berhubungan badan / bersenggama (seks dengan penis pria di dalam vagina wanita).
Seks anal (penis di dalam anus).
Seks oral (milud di alat kelamin atau anus).
Bayi bisa terinfeksi penyakit kelamin lewat darah ibu saat dia berada di dalam kandungan, atau saat dia lahir keluar melewati vagina ibu.
Cara menangani infeksi penyakit kelamin :
Kebanyakan infeksi kelamin akan sembuh bahkan hilang sama sekali juga penderita infeksi langsung segera diobati. Wanita sering sekali tidak menangani infeksi dengan segera karena merasa malu, terhina atau takut kalau suaminya berfikir dia sudah berhubungan seks pria lain.
Tanganani infeksi penyakit kelamin sesegera mungkin. Perawatan lebih dini akan lebih murah biayanya dan lebih efektif ketimbang jika perawatan itu sudah terlambat.
Coba periksakan juga pesanganyya. Menyembuhkan wanita terkena infeksi penyakit kelamin tidak akan berhhasil jika pasanganyya masih saja terinfeksi.
Pastikan wanita mendapatkan semua obat yang diperlukan, bahkan jika tanda-tanda infeksi sudah menghilang dia tetap harus meminum semua obat agar penyembuhan infeksi benar-benar total dan komplit.
2. Jenis Penyakit Menular Seksual
A. Penyakit Gonorhoe
Penyakit gonorhoe, paling banyak di jumpai dalam jajaran penyakit hubungan seksual, namun mudah di obati, tetapi bila trlaambat atau pengobatanyya yang kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi yang sangat fatal. Penyebabnya adalah Nesseria Gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus berbentuk buah kopi. Masa inkubasi (waktu sebelum terjadi gejala) berkisar antara 3-5 hari setelah infeksi.
1. Infeksi Gonorhoe pada Pria
Bentuk yang paling sering adalah uretritis gonore anteritis gonore anterior akuta yang dalam bahasa awam disebut dengan kencing nanah. Gejala umunya adalah :
rasa gatal dan panas di ujung kemaluan.
Rasa sakit saat kencing dan banyak kencing,
diikuti pengeluaran nanah di ujung kemaluan dan dapat bercampur darah.
Pada pemeriksaan akan dijumpai ujung kemaluan memerah, membengkak dan menonjol, di ujungnya bila dipijat akan keluar nanah.
Penyakit ini bila tidak mendapat pengobatan yang tepatt dapat menyebar ke bagian alat kelamin lainyya seperti kandung kencing, prostat sampai buah zakar dan saluranya.
Dengan pengobatan yang kurang mantap, penyakit akan bersifat menahun dan menjadi sumber penularan bagi orang lain serta keluarganya.
2. Infeksi Gonorhoe pada Wanita
Dengan perbedaan anatomi alat kelamin luar wanita, yang terkena infeksi pertama addalah mulut rahim, apalagi bila telah terdapat perlukaan sehingga penyebaranya kebagian bawah dan bagian atas alat kelamin semakin cepat. Infeksi mulut rahim disebut servisitis yang bersamaan dengna infeksi vagina (liang senggama) trikomonas maka gejala klinisnya semakin menonjol yaitu :
rasa nyeri pada daerah punggung.
mengeluarkan keputihan encer seperti nanah.
Pemeriksaan servik akan tampak berwarna merah, membengkak, perlukaan, dan tertutup oleh lendir yang dikeluarkan sangat infeksius (bersifat menginfeksi ), sehingga dapat menyebarkan penyakitnya menuju liang kencing (uretritis) dengan gejala rasa sakit saat kencing menunjukkan berwarna merah, bengkak, bila di urut keliar nanah.
Demam
Rasa sakit atau terbakar saat pipis.
Rasa sakit atau terjadi perdarahan saat berhubungan badan.
Penyebaran ke kalenjar Bartholin, di bagian bibir liang senggama menimbulkan kalenjar Barrtholin membengkak, sangat nyeri sehingga sukar berjalan, bila saluran kalenjarr tersumbat menimbulkan pernanahan yang disebut dengan abses Bartholin.
Menjalarnya infeksi keliang dubur, dapat menimbulkan infeksi yang disebut dengan proktitis Gonore dengna keluhan sakit saat BAB karena membengkak, mengeluarkan cairan bernanah. Keadaan ini jarang dijumpai karena akan cepat datang memeriksakan diri untuk mendapatkan pengobatan.
Infeksi yang menyebar ke bagian atas menuju ke saluran telur, indung telur dan sekitarnya dengan jalan perkontitunuitatum menumbulkan bentuk penyakit radang panggul wanita akut dengan gejala badan panas sampai menggigil, rasa sakit disekitar perut bagian bawah. Pada pemeriksaan luar dijumpai ; teraba tumor yang nyeri, lebih panas dari sekitarnya, nyeri tekan atau nyeri lepas. Pada pemeriksaan dalam ; dapat dijumpai nyeri disekitar mulud rahim, teraba tumor, yang nyeri sekitar mulud rahim teraba tumor yang nyeri, lebih panas dari sekitarnya, nyeri nyeri tekan atau nyeri lepas, dinding belakang liang senggama menonjol dan nyeri. Bentuk radang punggul wanita yang akut bervariasi yaitu perdarahn disertai pembengkakan, penimbunan nanah, penimbunan nanah pada indung telur (abses indung telur), penimbunan nanah disekitar panggul (abses Kavum Douglas).
Dalam keadaan infeksi akut, penderita akan segera memeriksakan diri sehingga mendapatkan pengobatan yang tepat, bahkan dirawat inap sehingga pengobatanyya secara intensif, kesembuhan mungkin terjadi sempurna tanpa menimbulkan bekas. Sebagian akan mengalami menahun, dalam situasi demikian fungsi saluran yang sangat penting itu, tidak akan sempurna dan akan menyebabkan wanita mengalami kemandulan. Kadang-kadang mengalami kehamilan, tapi dalam perjalanan menuju rahim mengalami kemacetan (tersangkut) sehingga tumbuk kembang terjadi di indung telur dan menyababkan kehamilan ektopik (di luar kandungan). Kehamilan ektopik tidak akan berkembang sampai cukup bulan karena akan pecah dan menimbulkan dan perdarahan pada rongga perut yang memerlukan tindakan operasi darurat. Situasi infeksi menahun yang sering di jumpai, oleh karena malu untuk memeriksakan diri.
Keuntungan yang sangat besar dalam memberikan pengobatan infeksi neissseria Gonorhoe karena mempunyai obat pamungkas yaitu kelompok pinisilin, tetrasiklin, oksisiklin ataun kombinasi. Perkembangnan menunjukan bahwa sebagian infeksi tersebut tidak lagi sensitif terhadap pinisilin, sehingga memerlukan pengobatan dengan antibiotik jenis lainya. Yang paling penting yangn perlu diperhatikan adalah mendapatkan pengobatan yang tuntas sehingga kesembuhan terjamin dengan baik. Oleh karena itu bila diperlukan atau dianjurkan untuk datang kembali oleh dokter yang merawat harus dipenuhi. Pemeriksaan ulang setelah infeksi akut, sangat diperlukan untuk meyakinkan agar kesembuhan sempurna, melalui pengobatan ulang dengan antibiotik lainyya atu pemeriksaan laboratorium.
Dikalangan WTS telah mendapatkan pengawasan yang intensif dengna memberikan antibiotik berkala, sehingga memperkecil terjadinya penularan infeksi pada pelanggan
Bahaya yang perlu diketahui pada ketahui pada bayi baru lahir adalah infeksi mata yang disebut blonere atau infeksi konjuktivis gonore. Masa inkubasinya 1-2 hari. Mata membengkak, merah, dan mengelurkan lendir bernanah. Infeksi mata konjuktivitis gonore berbahaya oleh karena dapat merusak karena sampai seluruh bola mata dan menimbulkan kebutaan. Konjungtivitis gonore memerlukan pengobatan antibiotika lokal, langsung pada mata. Upaya preventiv agar tidak terinfeksi gonore pada mata dilakukan pemberian tetes mata dengna antibiotika langsung.
B. Penyakit Sifilis
Penyakit sifilis kini jarang dijumpai, apalagi setelah di perkenalkannya antibiotika pinisilin.Penyebabnya adalah Treponema Polidum, orde Spirochaetaeas. Yang diserang pada penyakit ini adalah semua organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung Treponema Polidum.
Stadium lanjut menyerang sistem pembuluh darahdan jantung, otak, dan susunan saraf. Penjalaran menuju janin dan janin dan sedang berkembang dalam rahim dapat menimbulkan kelainan bawaan janin dan infeksi dini saat persalinan.
Dalam upaya melakukan preventif sebaiknya melakukan pemeriksaan menjelang perkawinan sehingga benar-benar sehat rohani, jasmani, dan laboratorium sebagai pemeriksaan bantuanya.
Masa inkubasi cukup panjang sekitar 10-90 hari dan rata-rata tiga minggu. Timbul perlukaan di tempat infeksi masuk. Terdapat infiltrat (pemadatan karena serbuan sel darah putih ) yang selanjutnya mengelupas dan menimbulkan perlukaan dengan ciri perlukaan dengan permukaan bersih, berwarna merah, kulit sekitarnya tidak terdapat radang, membengkak tidak terasa nyeri, perlukaan mendatar dapat berubah menjadi ulkus durum. Penyakit infeksi dapat menyebar ke daerah kelenjar getah bening regional ynang berbentuk soliter artinya tidak ada perlekatan tanpa rasa nyeri, dan perekatanyya bebas.
Setelah penyebaranya menuju kalenjar ragional situasi penyakit disebut sifilis stadium 1 dengan komplek pimer. Dalam keadaan demikian sebagian mereka telah memeriksakan dirinya sehingga segera mendapatkan pengobatan.
Tanda-tanda Sifilis :
Luka yang terlihat seperti bisul, lepuh, atau luka yang terlihat seperti bisul, lepuh atau luka yang terbuka. Luka ini akan terlihat 2-5 minggu setelah berhubungan seksual dengan seseorang yang sudah terinfeksi sifilis.
Beberapa minggu atau bulan kemudian, pribadi yang sudah terinfeksi bila mulai mendapatkan luka kerongkongan, demam ringan, sariawan, pembengkakan persendian, atau ruam-ruam di kulit khususnya ditangan, perut, kaki. Pada tahap ini seseorang bisa menularkan penyakit hanya dengan kontak fisik ringan seperti berciuman atau bersentuhan, karena kuman-kuman sifilis sudah sampai di kulit.
Semua tanda-tanda ini mungkin akan hilang sendiri, namun penyakitnya masih terus berlanjut. Jika tidak segera di obati kuman-kuman sifilis bisa menyebabkan gangguan jantung, kelumpuhan, sakit jiwa bahkan kematian.
Jika wanita menderita sifilis saat kehamilan , maka bayinya bisa lahir meninggal. Kalau bisa setiap wanita hamil harus tes darah untuk memastikan dia tidak terkena sifiilis, khususnya jika dia memiliki luka di alat kelaminya.
C. Infeksi Trikomoniasis
Trikomonialis adalah infeksi alat genitalia wanita atu pada pria yang disebakan oleh Tricomonas Vaginalis. Pada pria dapat berbentuk uretritis, infeksi saluran kencing, prostatitis, dan infeksi pada prostat. Sedangkan pada wanita berbenttuk vaginitis trikomonas, sistisis infeksi kandung kencing. Pada wanita kadang terdapat secara bersamaan, hidup dari sisa sel, kuman, dan benda lainyya dalam lendir vagina.
1. Trikomoniasis Pada Wanita
Dalam keadaan infeksi akut terdapat gejala lendir vagina banyak dan berbusa, bentuk putuh bercampur nanah, terdapat perubahan warna (kekuningan, kuning hijau), berbau khas, pemeriksaan dalam liang senggama ditemukan dinding merah membengkak dan terdapat bentuk abses kecil, lendir yang banyak dikeluarkan dapat menimbulkan iritasi pada lipatan paha dan kulit sekitar kemaluan sampai liang dubur. Penyebaran infeksi dapat terjadi dalam bentuk uretritis (infeksi saluran kencing), skonitis (infeksi kelenjar Bartholin).
Pada infeksi yang brsifat menahun lendir yang dikeluarkan tidak pernah kering . lendirnya berwarna putih kuning, sedikit berbau, terasa gatal, keluhan yang mungkin terdapat adalah ketidaknyamanan dalam liang senggama dan sekitarnya, dispareunia (nyeri saat hubungan seksual), dan kepuasan suami-istri dapat terganggu.
2. Trikomoniasis Pada Pria
Infeksi Trikomoniasis pada pria dengan gejala ringan terjadi pada infeksi saluran kemih, infeksi kelenjar prostat, fersika seminalis, dan saluran spermatozoa (epididimis). Infeksi menahun sulit ditegakan karena gejalanya ringan, tempat persembunyian Trikomonas vaginalis ini adalah kalenjar sken.
Tikomoniasis digolongkan penyakit hubungan seksual karena sebagian besar menularnya melalui hubungan seksual. Oleh karena itu infeksi dalam lingkungan keluarga dapat perlu mendapat pengobatan bersama sehingga tidak terjadi ‘fenomena pingpong” artinya pengobatan hanya pada wanita yang lebih banyak mengeluh sedangkan suami tidak, sedangkan pada suami terdapat tempat persembunyian kuman yaitu pada kelenjar prostat, sken dan sebagianya.
Suatu keuntungan bahwa trikomoniasis mempunyai obat yang khas sehingga kesembuhan radikal dapat terjamin. Obat yang lazim dipergunakan adalah nitromidazol. Pengobatan dapat dilakukan obat minum untuk suami dan istri dan pada wanita diperlukan obat yang dimasukan ke liang senggama, seingga dalam waktu relatif singkat terjadi kesembuhan.
D. Herpes Genitalis
Penyakit infeksi hubungan seksual dengan penyebab virus herpes simpleks tipe 11. Gejala klinisnya adalah gejala umum dalam bentuk badan panas, lelah atau cepat lelah, nafsu makan berkurang, masa manifestasinya (inkubasinya) sekitar tiga minggu. Gejala lokal pada genetalia terdapat pembentukan vesikel berkelompok di atas kulit, kulit tampak basah dan lebih merah, terdapat ulkus yang dangkal, kulit keriput (krusta), rasa nyeri yanng hebat, sehingga terdapat kesukaran berjalan.
Pada pria gejala klinisnya lebih ringan, kerena sering mendapat pengobatan preventiv sendiri, dibandingkan pada wanita. Pengobatan lokal dengan salep yang mengandung indoksuridin sedangkan pengobatan sistemik mempergunakan preparat asiklovir yang cukup memberi harapan kesembuhan.
Tanda-tanda herpes :
Bintik-bintik, gatal-gatal dan rasa sakit dia alat kelamin.
Bisul-bisul kecil yang terasa membakar dan membentuk luka terbuka yang menyakitkan di alat kelamin.
Cara perawatannya :
Tidak ada penyembuhan bagi herpes namun adabeberapa cara untuk membuat luka berkurang sakitnya.
Letakkan es di luka sesegera anda merasakannya terbakar.ini bisa menghentikan luka itu untuk tambah memburuk.
Rendam kain di dalam teh hitam dingin atau teh yang di buat dari daun semanggi. Letakkan kain basah itu diatas luka.
Duduk di dalam bejana yang berisi air dingin yang bersih.
Buatlah pesta dengan campuran baking soda atau tepung jagung dengan air dan letakan ditempat luka.
Pakai tepung kemiri atau tanaman jamu setempat yang bisa mengeringkan kulit.
Penderita dengan stres tinggi atau masalah kesehatanya lainya akan membuat luka herpes semakin memburuk. Jadi kalau bisa, penderita herpes lebih banyak beristirahat, menenangkan pikiranya dan mengkonsumsi makanan yang bergizi
E. AIDS ( Acquired Immune Defficiency Sindrome)
Sindrom yang merupakan kumpulan segala terganggu dan menurunya fungsi daya tahn tubuh yang disebabkan virus menjadi mala petaka manusia, karena sampai saat ini balum diketemukan obat dapat menyembuhkannya. Penyebabnya adalah Limphadenopaty associated virus (LAV), human T cell leucemia virus III (HTLV III), human T cell lymphotrophic virus. Virus ini diketemukan pada monyet hijau di afrika sekitar 70%, tetapi tidak menimbulkan penyakit.
Bentuk virus ini selalu berubah-ubah, sehingga sulit di buat vaksin dan obat yang dapat menyembuhkan. Penyakit ini diketemukan untuk pertama kalinya tahun 1981, dengan perkembangan yang sangat cepat. Di indinesia sudah menjalar dan telah diketemukan pada wanita hamil dan melahirkan. Cara penularanya terutama melalui hubungan seksual dan darah dengan memakai jarum suntik atau tranfusi.
Perjalanan penyakit ini dimulai dengan Human T cell lyntrophic virus akan menyerang sistem pertahanan tubuh secara perlahan, sehingga terjadi keadaan penderita seperti pada keadaan kerier (pembawa) yang mengandung virus tampak sehat tetapi tetap menjadi sumber infeksi terhadap orang lain. Menurunya daya tubuhyang diketahui melalui pemeriksaan laboratorium berupa anemia dan tampak pucat, menurunya sel darah yang akan mempertahankan tubuh dari infeksi bakteri (limfositopenia, leukositopenia), menurunya sel darah yang akan menghalangi perdarahan (trombositopenia), meningkatnya imin kompleks darah, mudah terjangkit infeksi bakteri jamur, parasit sehingga memberikan gambaran penyakit yang kompleks.dapat dihentikan atu dicegah Jalanya penyakit AIDS dapat berlangsung cepat tergantung dari kemampuan tubuh untuk menahan pertumbuhan dan perkembangan virus yang telah masuk. Perjalanannya tidak dapat dihentikan atau dicegah, karena sampai saat ini pengobatan belum ditemukan. Dinegara barat dijumpai penyebaran meluas di lingkungan masyarakat yaitu kalangan homoseksual dan heteroseksual, pengguna jarum suntik silih berganti pada golongan kecandu obat, transfusi darah. Melalui gambaran tersebut untuk dapat mencegah meluasnya penyebaran penyakit AIDS di anjurka untk menghindari hubungan seksuual berlebihan terutama dengan WTS, menghindari hubungan seksual yang abnormal misalnya melalui anus, mempergunakan kondom dalam hubungan seksual diluar rumah tangga, mempergunakan jarum suntik sekali pakai dibuang, melakukan ketelitian yang tajam donor darah, melakukan penilitian yang ketat terhadap pemberian transfusi darah atau bagianya.
Gambaran infeksi virus Acquired Immune Deficiency Sindrome Related CompleX (AIDS RC=ARC) :
M Membesarnya kelenjar getah bening
M Panas badan sekitar 38 derajat selsius yang hilang timbul lebih dari 3 bilan, tanpa diketahui sebabnya (terutama malam hari)
M Berat badan menurun lebih dari 10%
M Keadaan umum makin lemah
M Nafsu makan makin berkurang
M dapat disertai diare (sering buang air besar dan encer)
Manifestasi penyakit yang Lebih Serius
M Penderita dapat tampaksakit berat dengan penampilan badan kurus
M Pembengkakan kelenjar hampir seluruh tubuh, leher, lipatan paha dan yanng tidak tampak.
M infeksi jamur pada kulit
M Terdapat tumor ganas Seperti sarkoma
M timbul gejala klinis, sakit pada tenggorokan, sakit paru disertai batuk darah, diare yang tidak dapat disembuhkan, infeksi jamur, dapat terkena sakit hati, ginjal dan sebagainya.
3. Upaya Menekan PMS
Untuk dapat menekan penyebaran penyakit hubungan seksual yang menimbulkan masalah dan malapetaka dalam rumah tangga adalah dengan mempergunakan kondom. Dalam berbagai penelitian yang disampaikan pada pertemuan nasional bahwa peranan kondom sebagai alat proteksi terhadap penyebaran penyakit hubungan seksual sangat besar, sehingga dianjurkan untuk selalu mempergunakanya bila bila berhubungan dengan wanita tuna susila. Betapapun tampak bersihnya wanita susila tetap merupakan keranjang sampah dari banyak orang yang mempergunakanyya secara silih berganti.
Dalam upaya pemerintah untuk mengurangi penyakit hubungan seksual dilakukan beberapa langkah diantaranya lokasi WTS, sehingga dengan mudah dikontrol dan diberikan proteksi pengobatan , sehingga dapat mengurangi penyakit manular seksual, keberadaan call girl yang sebenarnya juga berstatus sebagai wanita penghibur agak sulit diatur, tetapi mereka lebih memperhatikan diri, sehingga di duga tidak banyak berperanaan dalam penyebaran penyakit hubungan seksual.
Dengan pengertian demikian dapat dibayangkan betapa pentingnya peranan kondom untuk melindungi diri mata rantai penyebaran penyakit hubungan seksual dimana AIDS merupakan stadium akhir infeksi virus yang tidak dapat disembuhkan itu. Menghadapi infeksi yang menyebabkan AIDS, kini manusia dengan masyarakat ilmiah dan penelitianya yang sedang berusaha untuk menemukanya obat atau vaksin untuk mencegah atau menyembuhkan penyebaranya. Semua lambang penelitian yang ilmiah seolah-olah mendapat tugas yang mulia, bila mendapat obat atau vaksinnya. Demi kelanjutan hidup manusia yangn aman, damai dan serasi. Amerika dalam sebuah artikel menyebutkan akan menemukan obat atau vaksin pada tahun 2.007 sudah dapat dipastikan bahwa mereka yang berhasil akan menerima hadiah Nobel dalam bidang kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Penyakit menular seksual adalah infeksi yang di tularkan dari satu orang ke orang lain saat berhubungan badan. Semua orang, pria, wanita (bahkan bahkan anak-anak) bisa tertular penyakit kelamin ini. Penyakit yang umum terjadi adalah: gonore, sifilis, herpes, HIV/Aids , Trikomoiasis.
Pencegahan penularan infeksi penyakit di komunitas :
Tanyakan kepada wanita yang ada rawat mengenai infeksi penyakit kelamin yang mungkkin dialaminya atau dialami pasanganny. Mungkin wanita itu merasa malu untuk membicarakannya, tapi semakin banyak informasi yang anda ketahui, semakin jiwanya tertolong
Selama pemeriksaan pra-persalinan, tanyakan kepada wanita lelehan yang tidak lazim atau luka di alat kelamin dan tawarkan mereka untuk pengujian tanda-tanda infeksi pennyakit kelamin.
Organisasikan kelompok diskusi yang membahas topik-topik kesehatan termasuk infeksi penyakit kelamin dan HIV/AIDS.
Dukunglah pendidikan seks di sekolah-sekolah tempat anda berdomisili.bantulah orang tua para siswa untuk memahami bahwa mengajarkan hal-hal seperti infeksi penyakit kelamin termasuk HIV/AIDS dapat membantu anak-anak mereka membuat pilihan lebih aman dari pada sudah terlanjur terinfeksi lantaran pergaulan bebas.
Bicarakan pada pria dan bantulah mereka mengerti resiko dari penyakit kelamin, termasuk resikonya bagi wanita hamil dan bayi mereka
Cari informasi dari pusat medis untuk mengetahui infeksi penyakit kelamin apa yang paling umum terjadi di komunitas anda.
B. Kritik dan Saran
Setelah mengetahui beberapa pengertian penyakit menular seksual diatas, saya sebagai penulus mengharapkan agar para pembaca lebih berhati-hati terhadap penyakit ini, dan dapat mengetahui dengan jelas beberapa faktor penyebab, cara mengatasi dan cara penularanya penyakit menular sseksual. Oleh karena itu,saya sebagai penulis meminta kritik dan saranya untuk menyempurnakan makalah yang saya buat.
DAFTAR PUSTAKA
Susan Klein dan Fiona Thomson, Panduan Lengkap Kebidanan.
Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SPOG, Memahami Kesehatan Reproduksi.
Rabu, 18 November 2009
AKDR (alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
MAKALAH
PROMKES
“ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)”
Disusun Oleh :
Kelas : 1 B
NIM : 080458
AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL-HIKMAH
JEPARA
TAHUN AJARAN 2009/2010
PENGESAHAN
“PROMKES Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)” :
Hari :......................................
Tanggal :.................................
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Mata Kuliah
(Lailatul M,S.Si.T) (Yayuk Nur Azizah, SKM)
PERSEMBAHAN
Makalah ini, kami persembahkan umumnya kepada para pembaca dan khususnya kepada :
1. Ibu Yayk NurAzizah,SKM, selaku dosen pengampu mata kuliah
2. Ibu Lailatul M, S.Si.T, selaku dosen pembimbing akademik
3. Para dosen pembimbing di AKBID ISLAM AL-HIKMAH JEPARA
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
5. Tidak lupa kepada bapak, ibu yang turut mendo’akan kami.
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah hirobbil’alamin, segala puji syukur penullis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Promosi Kesehatan tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)” , adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing AKBID ISLAM AL-HIKMAH JEPARA.
Atas terselesaikannya makalah ini, selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah yang telah membantu, membimbing dan memberikan informasi sebagai bahan melengkapi pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Bu Yayuk Nur Azizah, SKM, selaku dosen Pengampu mata kuliah
2. Ibu Lailatul M,S.Si.T, selaku dosen Pembimbing Akademik
3. Para dosen Pembimbing Akademik di AKBID ISLAM AL-HIKMAH JEPARA
4. Semua pihak dan sumber yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini .
Demikianlah makalah ini disusun, dalam penyusunan makalah penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Karena kemampuan yang sangat terbatas dan masih dalam taraf belajar. Seperti kata pepatah “ Tiada gading yang tak retak “. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi sempurnanya makalah ini. Penulis juga memohon keridloan Allah SWT. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi mahasiswi maupun para pembaca.
Wassalaamu’alaikum, Wr. Wb.
Jepara, April 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................i
PENGESAHAN .................................................................................................................................ii
PERSEMBAHAN...............................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
BAB II ISI...........................................................................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah bukan zamannya lagi kita takut akan kontrasepsi. Segala macam mitos buruk dan pandangan negatif tentang kontrasepsi harus segara disingkirkan jauh-jauh. Kontrasepsi kini tak lagi hanya sekedar menunda kehamilan, akan tetapi semakin lebih banyak memberi manfaat yang lainnya.
Penggunaan AKDR merupakan salah satu usaha manusia untuk menekan kesuburan sejak berabad-abad yang lampau. Hipokrates menulis tentang teknik memasukkan batu-batu kecil ke dalam rongga rahim melalui suatu pipa yang dibuat dari timah hitam untuk mencegah kehamilan. Dalam abad ke-9 Mohammad Ibn Zakariya Al-Raqy mengutarakan suatu usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim. Berabad-abad lamanya para gembala onta bangsa Arab menggunakan pengetahuan ini, dan mereka memasukkan batu-batu kecil ke dalam rahim onta sebelumnya mengadakan perjalanan jauh.
Pada tahun 1909 AKDR ini pertama kali diperkenalkan oleh Richter di Polandia yang terdiri atas 2 benang sutera yang tebal. Pada tahun 1930-an cincin Grafenberg mulai dipakai di Jerman. Cincin ini mungkin merupakan pengembangan AKDR Richter juga, karena Grafenberg mula-mula menggunakan cincin yang dibuat dari benang sutera yang dipilih. Kemudian cincin ini dibuat dari benang perak berupa spiral. Menurut Grafenberg, angka kehamilan dengan cincin perak ini hanya 1,6 % (di antara 2000 kasus).
Pada tahun 1959 Oppenheimer dan Ishiamaka mengutarakan hasil-hasil yang memuaskan dengan cincin Grafenberg pada 1500 wanita dan cincin Ota pada 20.000 wanita Jepang. Ota adalah Dokter pertama yang menggunakan bahan plastik. Sejak itu banyak model baru yang dikembangkan antara lain oleh Lippes, Margulies, dan Birnberg.
Berkat tersedianya antibiotika untuk mengendalikan infeksi, perbaikan disain AKDR, serta kesadaran yang meningkat akan perlunya pengendalian kesuburan, maka kini AKDR telah mendapat penerimaan di kalangan masyarakat. Setelah melalui AKDR generasi ke-2 yang mengira bahwa luas permukaan rongga uterus yang tertutup oleh AKDR itu adalah faktor utama (misalnya Dalkon Shield), kini telah berada pada AKDR generasi ke-3. Contoh AKDR generasi ini adalah Copper T, Copper 7, Ypsilon-Y, Progestasert, Copper T3800A.
Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) adalah metode kontrasepsi yang bersifat jangka panjang dan mantap yaitu Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Devices (IUD).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut ;
z Metode kontrasepsi apa yang bersifat jangka panjang (Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih / MKET)?
z Jenis-jenis dan penggolongan AKDR!
z Kapan waktu pemasangan AKDR yang tepat?
z Bagaimana mekanisme kerja AKDR?
z Keuntungan dan kerugian pemakaian AKDR!
z Persyaratan pemakaian untuk orang yang diperkenankan dan tidak diperkenankan menggunakan AKDR!
C. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut ;
z Memberi pengetahuan dan menambah wawasan kepada khalayak tentang pentingnya alat kontrasepsi.
z Membantu khalayak untuk memilih alat kontrasepsi yang baik, aman, tepat, dan terpilih.
z Agar khalayak mengetahui tentang akan keuntungan dan kerugian pemakaian alat kontrasepsi.
z Menyakinkan khalayak bahwa alat kontrasepsi tidak hanya memberi dampak negatif saja, tetapi banyak memberi manfaat yang lain.
D. Metode Penulisan
Salah satu metode yang penulis gunakan dalam penulisan makalah adalah sebagai berikut ;
z Referensi-referensi dari beberapa buku yang ada.
z Observasi (peninjauan/pengamatan).
z Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) “Internet”.
z Performance dan Keterampilan yang dimiliki penulis.
E. Sistematika Penyusunan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penyusunan
BAB II ISI
A. Profil AKDR
B. Penggolongan AKDR
C. Jenis Pemasangan AKDR
D. Waktu Pemasangan AKDR
E. Mekanisme Kerja AKDR
F. Keuntungan Pemakaian AKDR
G. Kerugian Pemakaian AKDR
H. Persyaratan Pemakaian AKDR
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
ISI
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Devices (IUD) mempunyai sejarah perkembangan yang panjang sebelum generasi III dengan keamanan, efektivitas, dan penyulit yang tidak terlalu besar. Penggunaan AKDR merupakan salah satu usaha manusia untik menekan kesuburan. Berkat tersedianya antibiotika untuk mengendalikan infeksi, perbaikan disain AKDR, serta kesadaran yang meningkat akan perlunya pengendalian kesuburan, maka kini AKDR telah mendapat penerimaan yang luas di kalangan masyarakat.
A. Profil AKDR
Í Sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun : CuT-380A).
Í Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak.
Í Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.
Í Dapat dipakai oleh semua perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual (IMS).
B. Penggolongan AKDR
1. Un-Medicated Devices = Inert Devices
= Firrst Generation Devices
Misalnya :
^ Grafenberg ring
^ Ota ring
^ Margulies coil
^ Lippes Loop (dianggap sebagai AKDR standar)
^ Delta Loop : Modified Lippes Loop D
2. Medicated Devices = Bio-Active Devices
= Second Generation Devices
a. Mengandung Logam :
\ AKDR-Cu Generasi pertama ;
T CuT-200 = Tatum-T
T Cu-7 = Gravigard
T MLCu-250
\ AKDR-Cu Generasi kedua ;
T CuT-380A = ParaGard
T CuT-380Ag
T CuT-220C
T Nova-T = Novagard : mengandung Ag
T DeltA-T : Modified CuT-220C
T MLCu-375
b. Mengandung Hormon : Progesterone / Levonolgestrel
\ Progestasert = Alza-T, dengan daya kerja 1 tahun
\ LNG-20 : mengandung Levonorgestrel
Penggolongan Lain dari AKDR berdasarkan :
1. Konfigurasi ;
z Open & linier devices : Lippes Loop, Copper IUD
z Closed & ring-shaped devices : Zipper ring, Ragab ring
2. Rigiditas
3. Luas Permukaan
4. Macam bahan asal
C. Jenis pemasangan AKDR
{ Lippes Loop
{ Cupper T atau Seven Cupper
{ Multiload atau Medusa
{ AKDR CuT-380A
Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat di mana-mana.
{ AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah Nova T (Schering).
D. Waktu pemasangan AKDR
a. AKDR dapat dipasang pada ;
Y Bersamaan dengan menstruasi.
Y Segera setelah bersih menstruasi.
Y Pada masa akhir puerperium (masa nifas).
Y 3 bulan pascapersalinan.
Y Bersamaan dengan seksio sesarea.
Y Bersamaan dengan abortus dan kuretage.
Y Hari ke-2 dan ke-3 pascapersalinan.
b. AKDR tidak dapat dipasang pada keadaan ;
Y Terdapat infeksi genetalia.
F Menimbulkan eksaserbasi (kambuh infeksi).
F Keadaan patologis lokal (frungkle, stenosis vagina, infeksi vagina).
Y Dugaan keganasan serviks.
Y Perdarahan dengan sebab yang tidak jelas.
Y Pada kehamilan (terjadi abortus, mudah perforasi, perdarahan, dan infeksi).
E. Mekanisme Kerja
Ada beberapa mekanisme kerja AKDR yang diajukan :
1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesifik di dalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
Di samping itu, dengan munculnya lekosit PMN, makrofag, foreign body giant cells, sel mononuclear dan sel plasma yang dapat mengakibatkan lysis dari spermatozoa / ovum dan blastocyst.
2. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terlambatnya implantasi.
3. Gangguan / terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam endometrium.
4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.
5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
6. AKDR mencegah spermatozoa membuahi sel telur (mencegah terjadinya fertilisasi).
7. Untuk AKDR yang mengandung Cu :
a. Antagonisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat dalam enzim carbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genitalia wanita, dimana Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi; dan mungkin juga menghambat aktivitas alkali phosphatase.
b. Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosa uterus.
c. Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium.
d. Mengganggu metabolisme glikogen.
Penambahan Ag pada AKDR yang mengandung Cu mempunyai maksud untuk mengurangi fragmentasi dari Cu sehingga Cu lebih lama habisnya.
8. Untuk AKDR yang mengandung hormon progesterone :
a. Gangguan proses pematangan prolliferatif-sekretoir sehingga timbul penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi (endometrium tetap berada dalam fase decidual / progestational).
b. Lendir serviks yang menjadi lebih kental / tebal karena pengaruh progestin.
Mekanisme kerja lokal AKDR, antara lain :
a. AKDR merupakan benda asing dalam sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan limfosit.
b. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitasi spermatozoa.
c. Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag dan limfosit, menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
d. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.
Cara Kerja Lain :
Z Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopii.
Z Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
Z AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
Z Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
Pemasangan AKDR sewaktu haid akan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi melalui kanalis servikalis.
Cara Insersi AKDR :
1. Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis.
2. Dan dengan leher tabung penyalur pada serviks.
3. AKDR didorong ke dalam kavum uteri.
4. Tabung penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDR ditinggalkan ke dalam kanalis servikalis dan vagina.
Cara Mengeluarkan AKDR :
X Pengeluaran AKDR lebih mudah jika dilakukan sewaktu haid.
X Inspekulo, filamen ditarik perlahan-lahan, jangan sampai putus. Jika filamen tak tampak / putus, AKDR dapat dikeluarkan dengan mikrokuret. Kadang-kadang diperlukan anastesia paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri.
X AKDR-Lippes tidak perlu dikeluarkan secara berkala.
X Jika posisinya baik, tidak ada efek sampingan, dan klien mau memakainya, AKDR tersebut dibiarkan saja in utero.
X Hanya AKDR-Cu yang perlu dikeluarkan dan diganti secara periodik (2 – 3 tahun), sedang Progestasert 1 – 2 tahun.
Indikasi pengeluaran AKDR, antara lain :
1. Permintaan klien.
2. Meno-metroragia.
3. Infeksi pelviks.
4. Atau disparenia.
5. Ingin hamil kembali.
6. Leokorea, sulit diobati dan peserta menjadi kurus.
7. Terjadi perdarahan.
8. Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan AKDR.
Pengawasan :
Pengawasan Ginekologik terhadap akseptor AKDR dilakukan dalam 1 minggu dan 1 bulan sesudah pemasangan, kemudian setiap 3 bulan sekali. Pada setiap kali pengawasan dilakukan pemeriksaan ginekologik, dan efek sampingan dicari.
Selain melihat filamen, diperhatikan pula perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada serviks. Jika filamen tidak tampak, singkirkanlah terlebih dahulu kemungkinan kehamilan. Serviks dibersihkan dengan larutan antiseptik. AKDR diraba dengan sonde uterus. Jika AKDR tidak teraba, dapat dilakukan pemeriksaan foto rontgen anteroposterior dan lateral dengan sonde logam di dalam uterus. Dapat pula dilakukan pemeriksaan histerografi. Jika terdapat translokasi, pengeluaran AKDR dilakukan via laparoskopi atau laporotomi.
F. Keuntungan Pemakaian AKDR
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dapat diterima masyarakat dunia, termasuk Indonesia dan menempati urutan ke-3 dalam pemakaian.
Adapun keuntungan pemakaian AKDR, sebagai berikut ;
S Dapat diterima masyarakat dengan baik.
S Kontrol medis yang ringan.
S Penyulit tidak terlalu berat.
S Pemasangan tidak memerlukan medis teknis tang sulit.
S Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. Sangat efektif à 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
S AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
S Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).
S Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
S Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
S Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
S Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A).
S Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
S Dapat dipasang segera setelah melahirkan / sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
S Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun / lebih setelah haid terakhir).
S Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
S Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik.
G. Kerugian Pemakaian AKDR
Di samping ada keuntungan, tentunya juga ada kerugian. AKDR bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna, sehingga masih terdapat beberapa kerugian, diantaranya sebagai berikut ;
S Efek samping yang umum terjadi ;
Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).
Haid lebih lama dan banyak.
Perdarahan (spotting) antar menstruasi, dan monometroragia.
Saat haid lebih sedikit.
S Komplikasi lain ;
Merasakan sakit dan kejang selama 3 – 5 hari setelah pemasangan.
Perdarahan berat pada waktu haid / di antaranya yang memungkinkan penyebab anemia.
Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).
S Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
S Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS / perempuan yang sering berganti pasangan.
S Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah peremouan dengan IMS memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas.
S Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan.
S Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segara setalah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari.
S Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR.
S Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan).
S Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.
S Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
S Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ.
S Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer / sekunder dan kehamilan ektopik.
S Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual.
H. Persyaratan Pemakaian
[ Yang diperkenankan menggunakan AKDR :
Y Usia produktif
Y Keadaan nulipara
Y Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
Y Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
Y Setelah melahirkan & tidak menyusui bayinya
Y Setelah mengalami abortus & tidak terlihat adanya infeksi
Y Risiko rendah dari IMS
Y Tidak menghendaki metode hormonal
Y Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
Y Tiidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari sanggama (lihat kontrasepsi laborat)
Pada umumnya Ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan efektif.
AKDR dapat digunakan pada Ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya :
µ Perokok.
µ Pasca keguguran / kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi.
µ Sedang memakai antibiotika / antikejang.
µ Gemuk ataupun yang kurus.
µ Sedang menyusui.
µ Penderita tumor jinak payudara.
µ Penderita kanker payudara.
µ Pusing-pusing, sakit kepala.
µ Tekanan darah tinggi.
µ Varises di tungkai / di vulva.
µ Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika sebelum pemasangan AKDR).
µ Pernah menderita stroke.
µ Penderita diabetes.
µ Penderita penyakit hati / empedu.
µ Malaria.
µ Skistosomiasis (tanpa anemia).
µ Penyakit Tyroid.
µ Epilepsi.
µ Nonpelvik TBC.
µ Setelah kehamilan ektopik.
µ Setelah pembadahan pelvik.
[ Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR :
µ Sedang hamil (diketahui hamil / kemungkinan hamil).
µ Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi).
µ Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis).
µ 3 bulan terakhir sedangmengalami / sering menderita PRP /
Abortus septik.
µKelainan bawaan uterus yang abnormal / jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
µPenyakit trofoblas yang ganas.
µDiketahui menderita TBC pelvik.
µKanker alat genital.
µ Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.
Indikasi-Kontra :
Mutlak pemakaian AKDR ;
Kehamilan dan penyakit radang panggul aktif / rekuren. Adapula yang memasukkan sangkaan karsinoma sersivisis uteri, karsinoma korporis uteri – termasuk pulasan Papanicolau yang masih diragukan, serta paparan terhadap PHS.
Relatif ;
Tumor ovarium, kelainan uterus (miom, polip, dan sebagainya), gonorea, sersivisitis, kelainan haid, dismenorea, stenosis kanalis servikalis, dan panjang kavum uteri yang kurang dari 6,5 cm.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penguraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan AKDR merupakan salah satu usaha manusia untuk menekan kesuburan. Dan berkat tersedianya antibiotika untuk mengendalikan infeksi, perbaikan disain AKDR, serta kesadaran yang meningkat akan perlunya pengendalian kesuburan, maka kini AKDR telah mendapat penerimaan yang luas di kalangan masyarakat. Karena AKDR merupakan salah satu metode kontrasepsi yang bersifat jangka panjang dan mantap.
Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) antara lain, adalah “AKDR”. Pemasangann AKDR dipasang di luar hamil dan saat selesai menstruasi.
B. Saran
Setelah mengetahui Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) yang aman dan berjangka panjang, diharapkan khalayak mampu menentukan alat kontrasepsi yang baik, tepat guna dan sasarannya. Di samping itu, khalayak juga diharapkan tidak takut akan segala mitos buruk dan berpandangan negatif tentang alat kontrasepsi. Karena alat kontrasepsi tidak hanya sekedar menunda kehamilan, tetapi sudah semakin lebih banyak memberi manfaat yang lainnya.
Dengan demikian, dalam penulisan makalah penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena kemampuan yang sangat terbatas dan masih dalam taraf pembelajaran. Seperti kata pepatah “Tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk sempurnanya makalah ini. Penulis juga memohon keridloan dari Allah SWT., Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna untuk kita. Amiiin.....yaa robbal’alamin.
DAFTAR PUSTAKA
z Prof. Dr. Bagus, Ida Gde Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, &
Kelurga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Kedokteran EGC.
z Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta.
z dr. Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Cetakan 5.
z Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta.Edisi 2.
PROMKES
“ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)”
Disusun Oleh :
Kelas : 1 B
NIM : 080458
AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL-HIKMAH
JEPARA
TAHUN AJARAN 2009/2010
PENGESAHAN
“PROMKES Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)” :
Hari :......................................
Tanggal :.................................
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Mata Kuliah
(Lailatul M,S.Si.T) (Yayuk Nur Azizah, SKM)
PERSEMBAHAN
Makalah ini, kami persembahkan umumnya kepada para pembaca dan khususnya kepada :
1. Ibu Yayk NurAzizah,SKM, selaku dosen pengampu mata kuliah
2. Ibu Lailatul M, S.Si.T, selaku dosen pembimbing akademik
3. Para dosen pembimbing di AKBID ISLAM AL-HIKMAH JEPARA
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
5. Tidak lupa kepada bapak, ibu yang turut mendo’akan kami.
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah hirobbil’alamin, segala puji syukur penullis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Promosi Kesehatan tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)” , adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing AKBID ISLAM AL-HIKMAH JEPARA.
Atas terselesaikannya makalah ini, selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah yang telah membantu, membimbing dan memberikan informasi sebagai bahan melengkapi pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Bu Yayuk Nur Azizah, SKM, selaku dosen Pengampu mata kuliah
2. Ibu Lailatul M,S.Si.T, selaku dosen Pembimbing Akademik
3. Para dosen Pembimbing Akademik di AKBID ISLAM AL-HIKMAH JEPARA
4. Semua pihak dan sumber yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini .
Demikianlah makalah ini disusun, dalam penyusunan makalah penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Karena kemampuan yang sangat terbatas dan masih dalam taraf belajar. Seperti kata pepatah “ Tiada gading yang tak retak “. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi sempurnanya makalah ini. Penulis juga memohon keridloan Allah SWT. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi mahasiswi maupun para pembaca.
Wassalaamu’alaikum, Wr. Wb.
Jepara, April 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................i
PENGESAHAN .................................................................................................................................ii
PERSEMBAHAN...............................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
BAB II ISI...........................................................................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah bukan zamannya lagi kita takut akan kontrasepsi. Segala macam mitos buruk dan pandangan negatif tentang kontrasepsi harus segara disingkirkan jauh-jauh. Kontrasepsi kini tak lagi hanya sekedar menunda kehamilan, akan tetapi semakin lebih banyak memberi manfaat yang lainnya.
Penggunaan AKDR merupakan salah satu usaha manusia untuk menekan kesuburan sejak berabad-abad yang lampau. Hipokrates menulis tentang teknik memasukkan batu-batu kecil ke dalam rongga rahim melalui suatu pipa yang dibuat dari timah hitam untuk mencegah kehamilan. Dalam abad ke-9 Mohammad Ibn Zakariya Al-Raqy mengutarakan suatu usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim. Berabad-abad lamanya para gembala onta bangsa Arab menggunakan pengetahuan ini, dan mereka memasukkan batu-batu kecil ke dalam rahim onta sebelumnya mengadakan perjalanan jauh.
Pada tahun 1909 AKDR ini pertama kali diperkenalkan oleh Richter di Polandia yang terdiri atas 2 benang sutera yang tebal. Pada tahun 1930-an cincin Grafenberg mulai dipakai di Jerman. Cincin ini mungkin merupakan pengembangan AKDR Richter juga, karena Grafenberg mula-mula menggunakan cincin yang dibuat dari benang sutera yang dipilih. Kemudian cincin ini dibuat dari benang perak berupa spiral. Menurut Grafenberg, angka kehamilan dengan cincin perak ini hanya 1,6 % (di antara 2000 kasus).
Pada tahun 1959 Oppenheimer dan Ishiamaka mengutarakan hasil-hasil yang memuaskan dengan cincin Grafenberg pada 1500 wanita dan cincin Ota pada 20.000 wanita Jepang. Ota adalah Dokter pertama yang menggunakan bahan plastik. Sejak itu banyak model baru yang dikembangkan antara lain oleh Lippes, Margulies, dan Birnberg.
Berkat tersedianya antibiotika untuk mengendalikan infeksi, perbaikan disain AKDR, serta kesadaran yang meningkat akan perlunya pengendalian kesuburan, maka kini AKDR telah mendapat penerimaan di kalangan masyarakat. Setelah melalui AKDR generasi ke-2 yang mengira bahwa luas permukaan rongga uterus yang tertutup oleh AKDR itu adalah faktor utama (misalnya Dalkon Shield), kini telah berada pada AKDR generasi ke-3. Contoh AKDR generasi ini adalah Copper T, Copper 7, Ypsilon-Y, Progestasert, Copper T3800A.
Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) adalah metode kontrasepsi yang bersifat jangka panjang dan mantap yaitu Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Devices (IUD).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut ;
z Metode kontrasepsi apa yang bersifat jangka panjang (Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih / MKET)?
z Jenis-jenis dan penggolongan AKDR!
z Kapan waktu pemasangan AKDR yang tepat?
z Bagaimana mekanisme kerja AKDR?
z Keuntungan dan kerugian pemakaian AKDR!
z Persyaratan pemakaian untuk orang yang diperkenankan dan tidak diperkenankan menggunakan AKDR!
C. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut ;
z Memberi pengetahuan dan menambah wawasan kepada khalayak tentang pentingnya alat kontrasepsi.
z Membantu khalayak untuk memilih alat kontrasepsi yang baik, aman, tepat, dan terpilih.
z Agar khalayak mengetahui tentang akan keuntungan dan kerugian pemakaian alat kontrasepsi.
z Menyakinkan khalayak bahwa alat kontrasepsi tidak hanya memberi dampak negatif saja, tetapi banyak memberi manfaat yang lain.
D. Metode Penulisan
Salah satu metode yang penulis gunakan dalam penulisan makalah adalah sebagai berikut ;
z Referensi-referensi dari beberapa buku yang ada.
z Observasi (peninjauan/pengamatan).
z Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) “Internet”.
z Performance dan Keterampilan yang dimiliki penulis.
E. Sistematika Penyusunan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penyusunan
BAB II ISI
A. Profil AKDR
B. Penggolongan AKDR
C. Jenis Pemasangan AKDR
D. Waktu Pemasangan AKDR
E. Mekanisme Kerja AKDR
F. Keuntungan Pemakaian AKDR
G. Kerugian Pemakaian AKDR
H. Persyaratan Pemakaian AKDR
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
ISI
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Devices (IUD) mempunyai sejarah perkembangan yang panjang sebelum generasi III dengan keamanan, efektivitas, dan penyulit yang tidak terlalu besar. Penggunaan AKDR merupakan salah satu usaha manusia untik menekan kesuburan. Berkat tersedianya antibiotika untuk mengendalikan infeksi, perbaikan disain AKDR, serta kesadaran yang meningkat akan perlunya pengendalian kesuburan, maka kini AKDR telah mendapat penerimaan yang luas di kalangan masyarakat.
A. Profil AKDR
Í Sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun : CuT-380A).
Í Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak.
Í Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.
Í Dapat dipakai oleh semua perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual (IMS).
B. Penggolongan AKDR
1. Un-Medicated Devices = Inert Devices
= Firrst Generation Devices
Misalnya :
^ Grafenberg ring
^ Ota ring
^ Margulies coil
^ Lippes Loop (dianggap sebagai AKDR standar)
^ Delta Loop : Modified Lippes Loop D
2. Medicated Devices = Bio-Active Devices
= Second Generation Devices
a. Mengandung Logam :
\ AKDR-Cu Generasi pertama ;
T CuT-200 = Tatum-T
T Cu-7 = Gravigard
T MLCu-250
\ AKDR-Cu Generasi kedua ;
T CuT-380A = ParaGard
T CuT-380Ag
T CuT-220C
T Nova-T = Novagard : mengandung Ag
T DeltA-T : Modified CuT-220C
T MLCu-375
b. Mengandung Hormon : Progesterone / Levonolgestrel
\ Progestasert = Alza-T, dengan daya kerja 1 tahun
\ LNG-20 : mengandung Levonorgestrel
Penggolongan Lain dari AKDR berdasarkan :
1. Konfigurasi ;
z Open & linier devices : Lippes Loop, Copper IUD
z Closed & ring-shaped devices : Zipper ring, Ragab ring
2. Rigiditas
3. Luas Permukaan
4. Macam bahan asal
C. Jenis pemasangan AKDR
{ Lippes Loop
{ Cupper T atau Seven Cupper
{ Multiload atau Medusa
{ AKDR CuT-380A
Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat di mana-mana.
{ AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah Nova T (Schering).
D. Waktu pemasangan AKDR
a. AKDR dapat dipasang pada ;
Y Bersamaan dengan menstruasi.
Y Segera setelah bersih menstruasi.
Y Pada masa akhir puerperium (masa nifas).
Y 3 bulan pascapersalinan.
Y Bersamaan dengan seksio sesarea.
Y Bersamaan dengan abortus dan kuretage.
Y Hari ke-2 dan ke-3 pascapersalinan.
b. AKDR tidak dapat dipasang pada keadaan ;
Y Terdapat infeksi genetalia.
F Menimbulkan eksaserbasi (kambuh infeksi).
F Keadaan patologis lokal (frungkle, stenosis vagina, infeksi vagina).
Y Dugaan keganasan serviks.
Y Perdarahan dengan sebab yang tidak jelas.
Y Pada kehamilan (terjadi abortus, mudah perforasi, perdarahan, dan infeksi).
E. Mekanisme Kerja
Ada beberapa mekanisme kerja AKDR yang diajukan :
1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesifik di dalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
Di samping itu, dengan munculnya lekosit PMN, makrofag, foreign body giant cells, sel mononuclear dan sel plasma yang dapat mengakibatkan lysis dari spermatozoa / ovum dan blastocyst.
2. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terlambatnya implantasi.
3. Gangguan / terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam endometrium.
4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.
5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
6. AKDR mencegah spermatozoa membuahi sel telur (mencegah terjadinya fertilisasi).
7. Untuk AKDR yang mengandung Cu :
a. Antagonisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat dalam enzim carbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genitalia wanita, dimana Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi; dan mungkin juga menghambat aktivitas alkali phosphatase.
b. Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosa uterus.
c. Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium.
d. Mengganggu metabolisme glikogen.
Penambahan Ag pada AKDR yang mengandung Cu mempunyai maksud untuk mengurangi fragmentasi dari Cu sehingga Cu lebih lama habisnya.
8. Untuk AKDR yang mengandung hormon progesterone :
a. Gangguan proses pematangan prolliferatif-sekretoir sehingga timbul penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi (endometrium tetap berada dalam fase decidual / progestational).
b. Lendir serviks yang menjadi lebih kental / tebal karena pengaruh progestin.
Mekanisme kerja lokal AKDR, antara lain :
a. AKDR merupakan benda asing dalam sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan limfosit.
b. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitasi spermatozoa.
c. Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag dan limfosit, menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
d. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.
Cara Kerja Lain :
Z Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopii.
Z Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
Z AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
Z Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
Pemasangan AKDR sewaktu haid akan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi melalui kanalis servikalis.
Cara Insersi AKDR :
1. Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis.
2. Dan dengan leher tabung penyalur pada serviks.
3. AKDR didorong ke dalam kavum uteri.
4. Tabung penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDR ditinggalkan ke dalam kanalis servikalis dan vagina.
Cara Mengeluarkan AKDR :
X Pengeluaran AKDR lebih mudah jika dilakukan sewaktu haid.
X Inspekulo, filamen ditarik perlahan-lahan, jangan sampai putus. Jika filamen tak tampak / putus, AKDR dapat dikeluarkan dengan mikrokuret. Kadang-kadang diperlukan anastesia paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri.
X AKDR-Lippes tidak perlu dikeluarkan secara berkala.
X Jika posisinya baik, tidak ada efek sampingan, dan klien mau memakainya, AKDR tersebut dibiarkan saja in utero.
X Hanya AKDR-Cu yang perlu dikeluarkan dan diganti secara periodik (2 – 3 tahun), sedang Progestasert 1 – 2 tahun.
Indikasi pengeluaran AKDR, antara lain :
1. Permintaan klien.
2. Meno-metroragia.
3. Infeksi pelviks.
4. Atau disparenia.
5. Ingin hamil kembali.
6. Leokorea, sulit diobati dan peserta menjadi kurus.
7. Terjadi perdarahan.
8. Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan AKDR.
Pengawasan :
Pengawasan Ginekologik terhadap akseptor AKDR dilakukan dalam 1 minggu dan 1 bulan sesudah pemasangan, kemudian setiap 3 bulan sekali. Pada setiap kali pengawasan dilakukan pemeriksaan ginekologik, dan efek sampingan dicari.
Selain melihat filamen, diperhatikan pula perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada serviks. Jika filamen tidak tampak, singkirkanlah terlebih dahulu kemungkinan kehamilan. Serviks dibersihkan dengan larutan antiseptik. AKDR diraba dengan sonde uterus. Jika AKDR tidak teraba, dapat dilakukan pemeriksaan foto rontgen anteroposterior dan lateral dengan sonde logam di dalam uterus. Dapat pula dilakukan pemeriksaan histerografi. Jika terdapat translokasi, pengeluaran AKDR dilakukan via laparoskopi atau laporotomi.
F. Keuntungan Pemakaian AKDR
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dapat diterima masyarakat dunia, termasuk Indonesia dan menempati urutan ke-3 dalam pemakaian.
Adapun keuntungan pemakaian AKDR, sebagai berikut ;
S Dapat diterima masyarakat dengan baik.
S Kontrol medis yang ringan.
S Penyulit tidak terlalu berat.
S Pemasangan tidak memerlukan medis teknis tang sulit.
S Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. Sangat efektif à 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
S AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
S Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).
S Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
S Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
S Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
S Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A).
S Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
S Dapat dipasang segera setelah melahirkan / sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
S Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun / lebih setelah haid terakhir).
S Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
S Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik.
G. Kerugian Pemakaian AKDR
Di samping ada keuntungan, tentunya juga ada kerugian. AKDR bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna, sehingga masih terdapat beberapa kerugian, diantaranya sebagai berikut ;
S Efek samping yang umum terjadi ;
Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).
Haid lebih lama dan banyak.
Perdarahan (spotting) antar menstruasi, dan monometroragia.
Saat haid lebih sedikit.
S Komplikasi lain ;
Merasakan sakit dan kejang selama 3 – 5 hari setelah pemasangan.
Perdarahan berat pada waktu haid / di antaranya yang memungkinkan penyebab anemia.
Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).
S Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
S Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS / perempuan yang sering berganti pasangan.
S Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah peremouan dengan IMS memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas.
S Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan.
S Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segara setalah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari.
S Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR.
S Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan).
S Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.
S Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
S Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ.
S Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer / sekunder dan kehamilan ektopik.
S Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual.
H. Persyaratan Pemakaian
[ Yang diperkenankan menggunakan AKDR :
Y Usia produktif
Y Keadaan nulipara
Y Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
Y Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
Y Setelah melahirkan & tidak menyusui bayinya
Y Setelah mengalami abortus & tidak terlihat adanya infeksi
Y Risiko rendah dari IMS
Y Tidak menghendaki metode hormonal
Y Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
Y Tiidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari sanggama (lihat kontrasepsi laborat)
Pada umumnya Ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan efektif.
AKDR dapat digunakan pada Ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya :
µ Perokok.
µ Pasca keguguran / kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi.
µ Sedang memakai antibiotika / antikejang.
µ Gemuk ataupun yang kurus.
µ Sedang menyusui.
µ Penderita tumor jinak payudara.
µ Penderita kanker payudara.
µ Pusing-pusing, sakit kepala.
µ Tekanan darah tinggi.
µ Varises di tungkai / di vulva.
µ Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika sebelum pemasangan AKDR).
µ Pernah menderita stroke.
µ Penderita diabetes.
µ Penderita penyakit hati / empedu.
µ Malaria.
µ Skistosomiasis (tanpa anemia).
µ Penyakit Tyroid.
µ Epilepsi.
µ Nonpelvik TBC.
µ Setelah kehamilan ektopik.
µ Setelah pembadahan pelvik.
[ Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR :
µ Sedang hamil (diketahui hamil / kemungkinan hamil).
µ Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi).
µ Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis).
µ 3 bulan terakhir sedangmengalami / sering menderita PRP /
Abortus septik.
µKelainan bawaan uterus yang abnormal / jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
µPenyakit trofoblas yang ganas.
µDiketahui menderita TBC pelvik.
µKanker alat genital.
µ Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.
Indikasi-Kontra :
Mutlak pemakaian AKDR ;
Kehamilan dan penyakit radang panggul aktif / rekuren. Adapula yang memasukkan sangkaan karsinoma sersivisis uteri, karsinoma korporis uteri – termasuk pulasan Papanicolau yang masih diragukan, serta paparan terhadap PHS.
Relatif ;
Tumor ovarium, kelainan uterus (miom, polip, dan sebagainya), gonorea, sersivisitis, kelainan haid, dismenorea, stenosis kanalis servikalis, dan panjang kavum uteri yang kurang dari 6,5 cm.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penguraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan AKDR merupakan salah satu usaha manusia untuk menekan kesuburan. Dan berkat tersedianya antibiotika untuk mengendalikan infeksi, perbaikan disain AKDR, serta kesadaran yang meningkat akan perlunya pengendalian kesuburan, maka kini AKDR telah mendapat penerimaan yang luas di kalangan masyarakat. Karena AKDR merupakan salah satu metode kontrasepsi yang bersifat jangka panjang dan mantap.
Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) antara lain, adalah “AKDR”. Pemasangann AKDR dipasang di luar hamil dan saat selesai menstruasi.
B. Saran
Setelah mengetahui Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) yang aman dan berjangka panjang, diharapkan khalayak mampu menentukan alat kontrasepsi yang baik, tepat guna dan sasarannya. Di samping itu, khalayak juga diharapkan tidak takut akan segala mitos buruk dan berpandangan negatif tentang alat kontrasepsi. Karena alat kontrasepsi tidak hanya sekedar menunda kehamilan, tetapi sudah semakin lebih banyak memberi manfaat yang lainnya.
Dengan demikian, dalam penulisan makalah penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena kemampuan yang sangat terbatas dan masih dalam taraf pembelajaran. Seperti kata pepatah “Tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk sempurnanya makalah ini. Penulis juga memohon keridloan dari Allah SWT., Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna untuk kita. Amiiin.....yaa robbal’alamin.
DAFTAR PUSTAKA
z Prof. Dr. Bagus, Ida Gde Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, &
Kelurga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Kedokteran EGC.
z Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta.
z dr. Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Cetakan 5.
z Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta.Edisi 2.
SAP MP_ASI
SAP
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
MAKANAN PENDAMPING ASI
Disusun Oleh :
1. Iva arfiana
2. Irmawati
3. Nur Aini Kholisoh
4. Wiwit Khilmiya
AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL-HIKMAH JEPARA
JL. RAYA Mayong (Depan Pasar Mayong) Jepara
Tahun Akademik 2008/2009
SAP
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
Hari/ Tanggal : Minggu /02-november-2009
Jam : 10.00 WIB - selesai
Tempat Penyuluhan : Balai Desa Maju Mundur
Pasir Demak
Penyuluh : 1. Iva Arfiana
2.Irmawati
3.Nuraini Kholisoh
4.Wiwit Khilmiya
Sasaran : Ibu Menyusui dan ibu PKK
Pokok Bahasan : Makanan Pandamping ASI
Sub pokok Bahasan :Pengertian Makanan Pendamping ASI.
Cara memberikan makanan pendamping ASI
Persyaratan MP-ASI.
I. Tujuan
a. Umum
1. Memberi pengetahuan tentang Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI.
b. Khusus
1. Memberitahu cara Pemberian MP-ASI pada Bayi.
2. Memberitahu persyaratan dalam Pemberian MP-ASI
3. Memberitahukan Jenis-jenis MP-ASI.
II. Kegiatan
Kegiatan/ waktu
Penyuluhan
Audien
Metode/ Media
1. Pendahuluan/
Pambuka
( 1 menit)
1. Salam
2. Perkenalan Diri
3. Arsepsi(dugaan)
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan/melihat
3. Mendengarkan/melihat
Ceramah
Mecrofone
1. Isi
(7 menit)
1. Pengertian MP-ASI
2. Kriteria MP-ASI
3. Cara pemberian MP-ASI
4. Indikator bayi siap untuk menerima makanan padat
1. Mendengarkan/melihat
2. Mendengarkan/melihat
Ceramah
Mecrofone
LCD
Power POint
Leaflet
3. Penutup
( 2 menit )
1. Menjawab
2. Evaluasi
3. Salam
1. bertanya
2. menjawab
3. Menjawab salam
Ceramah
mikrofone
III. Evaluasi
Pertanyaan.....!!!
1. Apa pengertian MP-ASI yang anda ketahui ?
2. Bagaimana cara pemberian MP-ASI ?
Jawaban.......!!!
1. MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
2. Berikan secara hati-hati sedikit demi sedikit dari bentuk encer kemudian yang lebih kental secara berangsur – angsur.
Makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi benar-benar dapat menerimanya.
Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus dicoba sedikit demi sedikit misalnya telur, cara pemberiannya kuningnya lebih dahulu setelah tidak ada reaksi alergi, maka hari berikutnya putihnya.
Pada pemberian makanan jangan dipaksa, sebaliknya diberikan pada waktu lapar ( Notoatmodjo, 1998: 138 ).
IV. Reverensi
Barkoro, Anton . 2008. Asi Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu Media.
http://creasoft.wordpress.com/2008/05/12/makanan-pendamping-asi-mp-asi/
http://pondokibu.com/kesehatan/makanan-pendamping-asi/
http://parentingislami.wordpresss.com
V. Materi
1. Pengertian
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai usia 4 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat usia bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini.
Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada bayi selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) Agar kebutuhan gizi bayi/anak terpenuhi.Dalam pemberian MPASI perlu diperhatikan waktu pemberian MP-ASI ,frekuensi porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara pemberiannya. Disamping itu perlu pula diperhatikan pemberian makanan pada waktu anak sakit dan bila ibu bekerja di luar rumah.Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, namun juga merangsang keterampilan makan dan merangsang rasa percaya diri.
Setelah usia 6 bulan, ASI hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan gizi bayi. Jadi, bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian makanan padat pertama ini harus memperhatikan kesiapan bayi, antara lain, keterampilan motorik, keterampilan mengecap dan mengunyah, plus penerimaan terhadap rasa dan bau. Makanya, pemberian makanan padat pertama perlu dilakukan secara bertahap. Misalnya, untuk melatih indera pengecapnya, berikan bubur susu satu rasa dulu, baru kemudian dicoba yang multi rasa.
Disini kami akan bahas mengenai cara pengenalan yang baik pemberian makanan pendamping ASI kepada bayi mengingat, organ pencernaan bayi yang belum sempurna seperti orang dewasa, sehingga jika salah memberikan pengenalan makanan bayi ini dapat menimbulkan gangguan pencernaan pada bayi seperti terjadinya sembelit atau malah terjadinya perut kembung.
Memberikan makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan secara bertahap, baik dilihat dari jenis makanannya, tekstur dan jumlah porsinya. Kekentalan makanan bayi dan jumlah harus disesuaikan dengan kesiapan bayi dalam menerima makanan. Dari sisi tekstur makanan, awalnya bayi harus diberi makanan semi padat, sedangkan makanan padat diberikan ketika bayi sudah mulai tumbuh giginya. Porsi makanan juga berangsur muladi dari satu sendok hinga berangsur-angsur bertambah sesuai porsi bayi.
Sebaiknya pengenalan makanan bayi dimulai dari satu jenis makanan, misalnya pisang, alpukat dan pepaya. Kemudian setelah diberi makanan bayi tersebut, perhatikan respond dari bayi itu sendiri, apakah bayi menerima makanan yang diberikan atau tidak. Jika bayi menolak, biasanya dengan cara memuntahkan makanan, jangan dipaksakan, berikan makanan bayi pendamping lainnya. Biasanya bayi lebih menyukai makanan yang rasanya manis, oleh karena itu berikan makanan bayi seperti buah-buahan pada ujung lidah dan sayuran pada bagian tengah. Utamakan pemberian sayuran dibanding buah-buahan, karena citarasa sayuran cenderung langu dan kurang dinikmati bayi. Jikalau terus menerus bayi dikenalkan pada rasa manis, ditakutkan bayi tidak akan menyukai sayuran.
2. Persyaratan MP ASI
Kriteria yang harus di miliki oleh MP-ASI ;
1. Nilai gizi dan kandungan proteinyya tinggi
2. Memiliki nilai suplementasi yang baik, mengandung vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup
3. Dapat diterima oleh bayi dengan baik
4. Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara alami
5. Bersifat pada gizi (kandungan serat kasar/bahan lain sukar dicerna terlalu banyak justru akan mengganggu pencernaan hati)
3. Cara Pemberian MP- ASI pada bayi
1. Berikan secara hati-hati sedikit demi sedikit dari bentuk encer kemudian yang lebih kental secara berangsur – angsur.
2. Makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi benar-benar dapat menerimanya.
3. Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus dicoba sedikit demi sedikit misalnya telur, cara pemberiannya kuningnya lebih dahulu setelah tidak ada reaksi alergi, maka hari berikutnya putihnya.
4. Pada pemberian makanan jangan dipaksa, sebaliknya diberikan pada waktu lapar ( Notoatmodjo, 1998: 138 ).
5. Jangan memberikan makanan pendamping dekat dengan waktu menyusui.
6. Berikan makanan yang bervariasi agar tidak bosan.
4. Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat :
1. Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga
2. Menghilangnya refleks menjulurkan lidah
3. Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk mrnunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan
5. Beberapa masalah pada pemberian MP-ASI
Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.
6. Beberapa permasalan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24 bulan :
1. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan mengganggu keberhASIlan menyusui.
2. Kolostrum yangn di buang, kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan kolodtrum pada bayinya. Kolostrum mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan di buang.
3. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat (sebelum bayi berumur 6 bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare. Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebankan hambatan pertumbuhan anak.
4. MP-ASI yang diberikan pada periode umur 6-24 bulan sering tidak tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada makanan anak dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.
5. Pemberian MP-ASI sebelum ASI. pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI.
6. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang. Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.
7. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja. Didaerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena kurangnya pemahaman tentang manajemen laktASI pada ibu bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.
Contoh Jenis-jenis MP-ASI :
Umur bayi
Jenis Makanan
Berapa Kali
0-6 bulan
Kira- kira 6 bulan
- ASI
- ASI
- Bubur lunak/sari buah
- Bubur : bubur tepung beras
- Sesuai kebutuhan
- 1-2x/hari
Kira-kira 7 bulan
- ASI
- Buah-buahan
- biskuit
- Sayuran
- Air tajin
- Sesuai kebutuhan bayi
- 1-2x/hari
Kira-kira 9 bulan
- Asi
- Buah-buahan
- Bubur/roti
- Sari buah tanpa gula.
- Sesuai kebutuhan bayi
- 1-2x/hari
Kira-kira 12 bulan/lebih
- Makanan pada umumnya termasuk telur dengan kuningnya dll.
- Buah-buahan
- 1-2x/hari
-
Pembimbing
( Ummi Haniek, S. Si. T )
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
MAKANAN PENDAMPING ASI
Disusun Oleh :
1. Iva arfiana
2. Irmawati
3. Nur Aini Kholisoh
4. Wiwit Khilmiya
AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL-HIKMAH JEPARA
JL. RAYA Mayong (Depan Pasar Mayong) Jepara
Tahun Akademik 2008/2009
SAP
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
Hari/ Tanggal : Minggu /02-november-2009
Jam : 10.00 WIB - selesai
Tempat Penyuluhan : Balai Desa Maju Mundur
Pasir Demak
Penyuluh : 1. Iva Arfiana
2.Irmawati
3.Nuraini Kholisoh
4.Wiwit Khilmiya
Sasaran : Ibu Menyusui dan ibu PKK
Pokok Bahasan : Makanan Pandamping ASI
Sub pokok Bahasan :Pengertian Makanan Pendamping ASI.
Cara memberikan makanan pendamping ASI
Persyaratan MP-ASI.
I. Tujuan
a. Umum
1. Memberi pengetahuan tentang Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI.
b. Khusus
1. Memberitahu cara Pemberian MP-ASI pada Bayi.
2. Memberitahu persyaratan dalam Pemberian MP-ASI
3. Memberitahukan Jenis-jenis MP-ASI.
II. Kegiatan
Kegiatan/ waktu
Penyuluhan
Audien
Metode/ Media
1. Pendahuluan/
Pambuka
( 1 menit)
1. Salam
2. Perkenalan Diri
3. Arsepsi(dugaan)
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan/melihat
3. Mendengarkan/melihat
Ceramah
Mecrofone
1. Isi
(7 menit)
1. Pengertian MP-ASI
2. Kriteria MP-ASI
3. Cara pemberian MP-ASI
4. Indikator bayi siap untuk menerima makanan padat
1. Mendengarkan/melihat
2. Mendengarkan/melihat
Ceramah
Mecrofone
LCD
Power POint
Leaflet
3. Penutup
( 2 menit )
1. Menjawab
2. Evaluasi
3. Salam
1. bertanya
2. menjawab
3. Menjawab salam
Ceramah
mikrofone
III. Evaluasi
Pertanyaan.....!!!
1. Apa pengertian MP-ASI yang anda ketahui ?
2. Bagaimana cara pemberian MP-ASI ?
Jawaban.......!!!
1. MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
2. Berikan secara hati-hati sedikit demi sedikit dari bentuk encer kemudian yang lebih kental secara berangsur – angsur.
Makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi benar-benar dapat menerimanya.
Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus dicoba sedikit demi sedikit misalnya telur, cara pemberiannya kuningnya lebih dahulu setelah tidak ada reaksi alergi, maka hari berikutnya putihnya.
Pada pemberian makanan jangan dipaksa, sebaliknya diberikan pada waktu lapar ( Notoatmodjo, 1998: 138 ).
IV. Reverensi
Barkoro, Anton . 2008. Asi Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu Media.
http://creasoft.wordpress.com/2008/05/12/makanan-pendamping-asi-mp-asi/
http://pondokibu.com/kesehatan/makanan-pendamping-asi/
http://parentingislami.wordpresss.com
V. Materi
1. Pengertian
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai usia 4 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat usia bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini.
Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada bayi selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) Agar kebutuhan gizi bayi/anak terpenuhi.Dalam pemberian MPASI perlu diperhatikan waktu pemberian MP-ASI ,frekuensi porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara pemberiannya. Disamping itu perlu pula diperhatikan pemberian makanan pada waktu anak sakit dan bila ibu bekerja di luar rumah.Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, namun juga merangsang keterampilan makan dan merangsang rasa percaya diri.
Setelah usia 6 bulan, ASI hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan gizi bayi. Jadi, bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian makanan padat pertama ini harus memperhatikan kesiapan bayi, antara lain, keterampilan motorik, keterampilan mengecap dan mengunyah, plus penerimaan terhadap rasa dan bau. Makanya, pemberian makanan padat pertama perlu dilakukan secara bertahap. Misalnya, untuk melatih indera pengecapnya, berikan bubur susu satu rasa dulu, baru kemudian dicoba yang multi rasa.
Disini kami akan bahas mengenai cara pengenalan yang baik pemberian makanan pendamping ASI kepada bayi mengingat, organ pencernaan bayi yang belum sempurna seperti orang dewasa, sehingga jika salah memberikan pengenalan makanan bayi ini dapat menimbulkan gangguan pencernaan pada bayi seperti terjadinya sembelit atau malah terjadinya perut kembung.
Memberikan makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan secara bertahap, baik dilihat dari jenis makanannya, tekstur dan jumlah porsinya. Kekentalan makanan bayi dan jumlah harus disesuaikan dengan kesiapan bayi dalam menerima makanan. Dari sisi tekstur makanan, awalnya bayi harus diberi makanan semi padat, sedangkan makanan padat diberikan ketika bayi sudah mulai tumbuh giginya. Porsi makanan juga berangsur muladi dari satu sendok hinga berangsur-angsur bertambah sesuai porsi bayi.
Sebaiknya pengenalan makanan bayi dimulai dari satu jenis makanan, misalnya pisang, alpukat dan pepaya. Kemudian setelah diberi makanan bayi tersebut, perhatikan respond dari bayi itu sendiri, apakah bayi menerima makanan yang diberikan atau tidak. Jika bayi menolak, biasanya dengan cara memuntahkan makanan, jangan dipaksakan, berikan makanan bayi pendamping lainnya. Biasanya bayi lebih menyukai makanan yang rasanya manis, oleh karena itu berikan makanan bayi seperti buah-buahan pada ujung lidah dan sayuran pada bagian tengah. Utamakan pemberian sayuran dibanding buah-buahan, karena citarasa sayuran cenderung langu dan kurang dinikmati bayi. Jikalau terus menerus bayi dikenalkan pada rasa manis, ditakutkan bayi tidak akan menyukai sayuran.
2. Persyaratan MP ASI
Kriteria yang harus di miliki oleh MP-ASI ;
1. Nilai gizi dan kandungan proteinyya tinggi
2. Memiliki nilai suplementasi yang baik, mengandung vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup
3. Dapat diterima oleh bayi dengan baik
4. Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara alami
5. Bersifat pada gizi (kandungan serat kasar/bahan lain sukar dicerna terlalu banyak justru akan mengganggu pencernaan hati)
3. Cara Pemberian MP- ASI pada bayi
1. Berikan secara hati-hati sedikit demi sedikit dari bentuk encer kemudian yang lebih kental secara berangsur – angsur.
2. Makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi benar-benar dapat menerimanya.
3. Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus dicoba sedikit demi sedikit misalnya telur, cara pemberiannya kuningnya lebih dahulu setelah tidak ada reaksi alergi, maka hari berikutnya putihnya.
4. Pada pemberian makanan jangan dipaksa, sebaliknya diberikan pada waktu lapar ( Notoatmodjo, 1998: 138 ).
5. Jangan memberikan makanan pendamping dekat dengan waktu menyusui.
6. Berikan makanan yang bervariasi agar tidak bosan.
4. Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat :
1. Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga
2. Menghilangnya refleks menjulurkan lidah
3. Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk mrnunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan
5. Beberapa masalah pada pemberian MP-ASI
Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.
6. Beberapa permasalan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24 bulan :
1. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan mengganggu keberhASIlan menyusui.
2. Kolostrum yangn di buang, kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan kolodtrum pada bayinya. Kolostrum mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan di buang.
3. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat (sebelum bayi berumur 6 bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare. Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebankan hambatan pertumbuhan anak.
4. MP-ASI yang diberikan pada periode umur 6-24 bulan sering tidak tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada makanan anak dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.
5. Pemberian MP-ASI sebelum ASI. pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI.
6. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang. Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.
7. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja. Didaerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena kurangnya pemahaman tentang manajemen laktASI pada ibu bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.
Contoh Jenis-jenis MP-ASI :
Umur bayi
Jenis Makanan
Berapa Kali
0-6 bulan
Kira- kira 6 bulan
- ASI
- ASI
- Bubur lunak/sari buah
- Bubur : bubur tepung beras
- Sesuai kebutuhan
- 1-2x/hari
Kira-kira 7 bulan
- ASI
- Buah-buahan
- biskuit
- Sayuran
- Air tajin
- Sesuai kebutuhan bayi
- 1-2x/hari
Kira-kira 9 bulan
- Asi
- Buah-buahan
- Bubur/roti
- Sari buah tanpa gula.
- Sesuai kebutuhan bayi
- 1-2x/hari
Kira-kira 12 bulan/lebih
- Makanan pada umumnya termasuk telur dengan kuningnya dll.
- Buah-buahan
- 1-2x/hari
-
Pembimbing
( Ummi Haniek, S. Si. T )
labioskisis &labiopalattoskisis
LABIOSKISIZ & LABIOPALATOSKISIS
By :
1. IVA ARFIANA (080463)
2. FRIYANA (080457)
LABIOSKISIS & LABIOSPATOSKISIS
A. PENGERTIAN
1. Labio / Palato skisis merupakan kongenital yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah (Ngastiah, 2005 : 167)2. Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya propsuesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embriotik. (Wong, Donna L. 2003)3. Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang terjadi karena kegagalan 2 sisi untuk menyatu karena perkembangan embriotik (Wong, Donna L. 2003)Beberapa jenis bibir sumbing :a. Unilateral IncompleteApabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.b. Unilateral completeApabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan memanjang hingga ke hidung.c. Bilateral complete Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.4. Labio Palato skisis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut, palato skisis (subbing palatum) dan labio skisis (sumbing tulang) untuk menyatu selama perkembangan embrio (Hidayat, Aziz, 2005:21)B. ETIOLOGI
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing. faktor tersebut antara lain , yaitu :
1. factor Genetik atau keturunan
Dimana material genetic dalam kromosom yang mempengaruhi/. Dimana dapat terjadi karena adaya adanya mutasi gen ataupun kelainan kromosom. Pada setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom non-sex ( kromosom 1 s/d 22 ) dan 1 pasang kromosom sex ( kromosom X dan Y ) yang menentukan jenis kelamin. Pada penderita bibir sumbing terjadi Trisomi 13 atau Sindroma Patau dimana ada 3 untai kromosom 13 pada setiap sel penderita, sehingga jumlah total kromosom pada tiap selnya adalah 47. Jika terjadi hal seperti ini selain menyebabkan bibir sumbing akan menyebabkan gangguan berat pada perkembangan otak, jantung, dan ginjal. Namun kelainan ini sangat jarang terjadi dengan frekuensi 1 dari 8000-10000 bayi yang lahir.
2. Kurang Nutrisi contohnya defisiensi Zn dan B6, vitamin C pada waktu hamil, kekurangan asam folat.
3. Radiasi
4. Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.
5. Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya seperti infeksi Rubella dan Sifilis, toxoplasmosis dan klamidia
6. Pengaruh obat teratogenik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal, akibat toksisitas selama kehamilan, misalnya kecanduan alkohol, terapi penitonin
7. Multifaktoral dan mutasi genetic
8. Diplasia ektodermal
C. PATOFISIOLOGI
1. Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak terbentuknya mesoderm, pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah menyatu (proses nasalis dan maksilaris) pecah kembali.
2. Labioskizis terjadi akibat fusi atau penyatuan prominen maksilaris dengan prominen nasalis medial yang diikuti disfusi kedua bibir, rahang, dan palatum pada garis tengah dan kegagalan fusi septum nasi. Gangguan fusi palatum durum serta palatum mole terjadi sekitar kehamilan ke-7 sampai 12 mgg
D. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan organ yang terlibat
a. Celah di bibir (labioskizis)
b. Celah di gusi (gnatoskizis)
c. Celah di langit (palatoskizis)
d. Celah dapat terjadi lebih dari satu organ mis = terjadi di bibir dan langit-langit (labiopalatoskizis)
2. Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk
Tingkat kelainan bibr sumbing bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Beberapa jenis bibir sumbing yang diketahui adalah :
a. Unilateral Incomplete. Jika celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.
b. Unilateral Complete. Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.
c. Bilateral Complete. Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.
E. GEJALA DAN TANDA
Ada beberapa gejala dari bibir sumbing yaitu :
1. Terjadi pamisahan Langit-langit
2. Terjadi pemisahan bibir
3. Terjadi pemisahan bibir dan langit-langit
4. Infeksi telinga berulang
5. Berat badan tidak bertambah
6. Pada bayi terjadi regurgitasi nasal ketika menyusui yaitu keluarnya air susu dari hidung.
F. DIAGNOSIS
Untuk mendiagnosa terjadi celah sumbing pada bayi setelah lahir mudah karena pada celah sumbing mempunyai ciri fisik yang spesifik. Sebetulnya ada pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan janin apakah terjadi kelainan atau tidak. Walaupun pemeriksaan ini tidak sepenuhya spesifik. Ibu hamil dapat memeriksakan kandungannya dengan menggunakaan USG.
G. KOMPLIKASI
Keadaan kelaianan pada wajah seperti bibir sumbing ada beberapa komplikasi karenannya, yaitu ;
1. Kesulitan makan; dalami pada penderita bibir sumbing dan jika diikuti dengan celah palatum. memerlukan penanganan khusus seperti dot khusus, posisi makan yang benar dan juga kesabaran dalam memberi makan pada bayi bibir sumbing.
2. Infeksi telinga dan hilangnya dikaerenakan tidak berfungsi dengan baik saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan kerongkongan dan jika tidak segera diatasi makan akan kehilangan pendengaran.
3. Kesulitan berbicara. Otot – otot untuk berbicara mengalami penurunan fungsi karena adanya celah. Hal ini dapat mengganggu pola berbicara bahkan dapat menghambatnya
4. Masalah gigi. Pada celah bibir gigi tumbuh tidak normal atau bahkan tidak tumbuh, sehingga perlu perawatan dan penanganan khusus.
H. PENATALAKSANAAN
Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara operasi. Operasi ini dilakukan setelah bayi berusia 2 bulan, dengan berat badan yang meningkat, dan bebas dari infeksi oral pada saluran napas dan sistemik. Dalam beberapa buku dikatakan juga untuk melakukan operasi bibir sumbing dilakukan hukum Sepuluh (rules of Ten)yaitu, Berat badan bayi minimal 10 pon, Kadar Hb 10 g%, dan usianya minimal 10 minggu dan kadar leukosit minimal 10.000/ui.
1. Perawatan
a. Menyusu ibu
Menyusu adalah metode pemberian makan terbaik untuk seorang bayi dengan bibir sumbing tidak menghambat pengahisapan susu ibu. Ibu dapat mencoba sedikit menekan payudara untuk mengeluarkan susu. Dapat juga mnggunakan pompa payudara untuk mengeluarkan susu dan memberikannya kepada bayi dengan menggunakan botol setelah dioperasi, karena bayi tidak menyusu sampai 6 mgg
b. Menggunakan alat khusus
Dot domba
Karena udara bocor disekitar sumbing dan makanan dimuntahkan melalui hidung, bayi tersebut lebih baik diberi makan dengan dot yang diberi pegangan yang menutupi sumbing, suatu dot domba (dot yang besar, ujung halus dengan lubang besar), atau hanya dot biasa dengan lubang besar.
Botol peras
Dengan memeras botol, maka susu dapat didorong jatuh di bagian belakang mulut hingga dapat dihisap bayi
Ortodonsi
Pemberian plat/ dibuat okulator untuk menutup sementara celah palatum agar memudahkan pemberian minum dan sekaligus mengurangi deformitas palatum sebelum dapat dilakukan tindakan bedah definitive
c. Posisi mendekati duduk dengan aliran yang langsung menuju bagian sisi atau belakang lidah bayi
d. Tepuk-tepuk punggung bayi berkali-kali karena cenderung untuk menelan banyak udara
e. Periksalah bagian bawah hidung dengan teratur, kadang-kadang luka terbentuk pada bagian pemisah lobang hidung
f. Suatu kondisi yang sangat sakit dapat membuat bayi menolak menyusu. Jika hal ini terjadi arahkan dot ke bagian sisi mulut untuk memberikan kesempatan pada kulit yang lembut tersebut untuk sembuh
g. Setelah siap menyusu, perlahan-lahan bersihkan daerah sumbing dengan alat berujung kapas yang dicelupkan dala hydrogen peroksida setengah kuat atau air
2. Pengobatan
a. Dilakukan bedah elektif yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk penanganan selanjutnya. Bayi akan memperoleh operasi untuk memperbaiki kelainan, tetapi waktu yang tepat untuk operasi tersebut bervariasi.
b. Tindakan pertama dikerjakan untuk menutup celah bibir berdasarkan kriteria rule often yaitu umur > 10 mgg, BB > 10 pon/ 5 Kg, Hb > 10 gr/dl, leukosit > 10.000/ui
c. Tindakan operasi selanjutnya adalah menutup langitan/palatoplasti dikerjakan sedini mungkin (15-24 bulan) sebelum anak mampu bicara lengkap seingga pusat bicara otak belum membentuk cara bicara. Pada umur 8-9 tahun dilaksanakan tindakan operasi penambahan tulang pada celah alveolus/maxilla untuk memungkinkan ahli ortodensi mengatur pertumbuhan gigi dikanan dan kiri celah supaya normal.
d. Operasi terakhir pada usia 15-17 tahun dikerjakan setelah pertumbuhan tulang-tulang muka mendeteksi selesai.
e. Operasi mungkin tidak dapat dilakukan jika anak memiliki “kerusakan horseshoe” yang lbar. Dalam hal ini, suatu kontur seperti balon bicara ditempl pada bagian belakang gigi geligi menutupi nasofaring dan membantu anak bicara yang lebih baik.
f. Anak tersebut juga membutuhkan terapi bicara, karena langit-langit sangat penting untuk pembentukan bicara, perubahan struktur, juag pada sumbing yamh telah diperbaik, dapat mempengaruhi pola bicar secara permanen.
Perinsip perawatan secara umum;
1. lahir ; bantuan pernafasan dan pemasangan NGT (Naso Gastric Tube) bila perlu untuk membantu masuknya makanan kedalam lambung.
2. umur 1 minggu; pembuatan feeding plate untuk membantu menutup langit-langit dan mengarahkan pertumbuhan, pemberian dot khusus.
3. umur 3 bulan; labioplasty atau tindakan operasi untuk bibir, alanasi (untuk hidung) dan evaluasi telingga.
4. umur 18 bulan - 2 tahun; palathoplasty; tindakan operasi langit-langit bila terdapat sumbing pada langit-langit.
5. Umur 4 tahun : dipertimbangkan repalatorapy atau pharingoplasty.
6. umur 6 tahun; evaluasi gigi dan rahang, evaluasi pendengaran.
7. umur 11 tahun; alveolar bone graft augmentation (cangkok tulang pada pinggir alveolar untuk memberikan jalan bagi gigi caninus). perawatan otthodontis.
8. umur 12-13 tahun; final touch5; perbaikan-perbaikan bila diperlukan.
9. umur 17-18 tahun; orthognatik surgery bila perlu
I. MANIFESTASI KLINIS1. Deformitas pada bibir2. Kesukaran dalam menghisap/makan3. Kelainan susunan archumdentis.4. Distersi nasal sehingga bisa menyebabkan gangguan pernafasan.5. Gangguan komunikasi verbal6. Regurgitasi makanan.7. Pada Labio skisisa. Distorsi pada hidungb. Tampak sebagian atau keduanyac. Adanya celah pada bibir8. Pada Palati skisisa. Tampak ada celah pada tekak (unla), palato lunak, keras dan faramen incisive.b. Ada rongga pada hidung.c. Distorsi hidungd. Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksadn jarie. Kesukaran dalam menghisap/makan.F. KOMPLIKASI1. Gangguan bicara2. Terjadinya atitis media3. Aspirasi4. Distress pernafasan5. Resiko infeksi saluran nafas6. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat7. Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh atitis media rekureris sekunder akibat disfungsi tuba eustachius.8. Masalah gigi9. Perubahan harga diri dan citra tubuh yang dipengaruhi derajat kecacatan dan jaringan paruh.
Referensi :
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/18BibirSumbingdiKabupaten50KotadanSolok120.pdf/18BibirSumbingdiKabupaten50KotadanSolok120.html
http://mvzpry.blogspot.com/2009/05/bab-i-pendahuluan.html
http://bidanmanis.blogspot.com/2009/06/labioskizislabiopalatoskizis.html
By :
1. IVA ARFIANA (080463)
2. FRIYANA (080457)
LABIOSKISIS & LABIOSPATOSKISIS
A. PENGERTIAN
1. Labio / Palato skisis merupakan kongenital yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah (Ngastiah, 2005 : 167)2. Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya propsuesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embriotik. (Wong, Donna L. 2003)3. Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang terjadi karena kegagalan 2 sisi untuk menyatu karena perkembangan embriotik (Wong, Donna L. 2003)Beberapa jenis bibir sumbing :a. Unilateral IncompleteApabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.b. Unilateral completeApabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan memanjang hingga ke hidung.c. Bilateral complete Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.4. Labio Palato skisis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut, palato skisis (subbing palatum) dan labio skisis (sumbing tulang) untuk menyatu selama perkembangan embrio (Hidayat, Aziz, 2005:21)B. ETIOLOGI
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing. faktor tersebut antara lain , yaitu :
1. factor Genetik atau keturunan
Dimana material genetic dalam kromosom yang mempengaruhi/. Dimana dapat terjadi karena adaya adanya mutasi gen ataupun kelainan kromosom. Pada setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom non-sex ( kromosom 1 s/d 22 ) dan 1 pasang kromosom sex ( kromosom X dan Y ) yang menentukan jenis kelamin. Pada penderita bibir sumbing terjadi Trisomi 13 atau Sindroma Patau dimana ada 3 untai kromosom 13 pada setiap sel penderita, sehingga jumlah total kromosom pada tiap selnya adalah 47. Jika terjadi hal seperti ini selain menyebabkan bibir sumbing akan menyebabkan gangguan berat pada perkembangan otak, jantung, dan ginjal. Namun kelainan ini sangat jarang terjadi dengan frekuensi 1 dari 8000-10000 bayi yang lahir.
2. Kurang Nutrisi contohnya defisiensi Zn dan B6, vitamin C pada waktu hamil, kekurangan asam folat.
3. Radiasi
4. Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.
5. Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya seperti infeksi Rubella dan Sifilis, toxoplasmosis dan klamidia
6. Pengaruh obat teratogenik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal, akibat toksisitas selama kehamilan, misalnya kecanduan alkohol, terapi penitonin
7. Multifaktoral dan mutasi genetic
8. Diplasia ektodermal
C. PATOFISIOLOGI
1. Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak terbentuknya mesoderm, pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah menyatu (proses nasalis dan maksilaris) pecah kembali.
2. Labioskizis terjadi akibat fusi atau penyatuan prominen maksilaris dengan prominen nasalis medial yang diikuti disfusi kedua bibir, rahang, dan palatum pada garis tengah dan kegagalan fusi septum nasi. Gangguan fusi palatum durum serta palatum mole terjadi sekitar kehamilan ke-7 sampai 12 mgg
D. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan organ yang terlibat
a. Celah di bibir (labioskizis)
b. Celah di gusi (gnatoskizis)
c. Celah di langit (palatoskizis)
d. Celah dapat terjadi lebih dari satu organ mis = terjadi di bibir dan langit-langit (labiopalatoskizis)
2. Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk
Tingkat kelainan bibr sumbing bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Beberapa jenis bibir sumbing yang diketahui adalah :
a. Unilateral Incomplete. Jika celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.
b. Unilateral Complete. Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.
c. Bilateral Complete. Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.
E. GEJALA DAN TANDA
Ada beberapa gejala dari bibir sumbing yaitu :
1. Terjadi pamisahan Langit-langit
2. Terjadi pemisahan bibir
3. Terjadi pemisahan bibir dan langit-langit
4. Infeksi telinga berulang
5. Berat badan tidak bertambah
6. Pada bayi terjadi regurgitasi nasal ketika menyusui yaitu keluarnya air susu dari hidung.
F. DIAGNOSIS
Untuk mendiagnosa terjadi celah sumbing pada bayi setelah lahir mudah karena pada celah sumbing mempunyai ciri fisik yang spesifik. Sebetulnya ada pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan janin apakah terjadi kelainan atau tidak. Walaupun pemeriksaan ini tidak sepenuhya spesifik. Ibu hamil dapat memeriksakan kandungannya dengan menggunakaan USG.
G. KOMPLIKASI
Keadaan kelaianan pada wajah seperti bibir sumbing ada beberapa komplikasi karenannya, yaitu ;
1. Kesulitan makan; dalami pada penderita bibir sumbing dan jika diikuti dengan celah palatum. memerlukan penanganan khusus seperti dot khusus, posisi makan yang benar dan juga kesabaran dalam memberi makan pada bayi bibir sumbing.
2. Infeksi telinga dan hilangnya dikaerenakan tidak berfungsi dengan baik saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan kerongkongan dan jika tidak segera diatasi makan akan kehilangan pendengaran.
3. Kesulitan berbicara. Otot – otot untuk berbicara mengalami penurunan fungsi karena adanya celah. Hal ini dapat mengganggu pola berbicara bahkan dapat menghambatnya
4. Masalah gigi. Pada celah bibir gigi tumbuh tidak normal atau bahkan tidak tumbuh, sehingga perlu perawatan dan penanganan khusus.
H. PENATALAKSANAAN
Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara operasi. Operasi ini dilakukan setelah bayi berusia 2 bulan, dengan berat badan yang meningkat, dan bebas dari infeksi oral pada saluran napas dan sistemik. Dalam beberapa buku dikatakan juga untuk melakukan operasi bibir sumbing dilakukan hukum Sepuluh (rules of Ten)yaitu, Berat badan bayi minimal 10 pon, Kadar Hb 10 g%, dan usianya minimal 10 minggu dan kadar leukosit minimal 10.000/ui.
1. Perawatan
a. Menyusu ibu
Menyusu adalah metode pemberian makan terbaik untuk seorang bayi dengan bibir sumbing tidak menghambat pengahisapan susu ibu. Ibu dapat mencoba sedikit menekan payudara untuk mengeluarkan susu. Dapat juga mnggunakan pompa payudara untuk mengeluarkan susu dan memberikannya kepada bayi dengan menggunakan botol setelah dioperasi, karena bayi tidak menyusu sampai 6 mgg
b. Menggunakan alat khusus
Dot domba
Karena udara bocor disekitar sumbing dan makanan dimuntahkan melalui hidung, bayi tersebut lebih baik diberi makan dengan dot yang diberi pegangan yang menutupi sumbing, suatu dot domba (dot yang besar, ujung halus dengan lubang besar), atau hanya dot biasa dengan lubang besar.
Botol peras
Dengan memeras botol, maka susu dapat didorong jatuh di bagian belakang mulut hingga dapat dihisap bayi
Ortodonsi
Pemberian plat/ dibuat okulator untuk menutup sementara celah palatum agar memudahkan pemberian minum dan sekaligus mengurangi deformitas palatum sebelum dapat dilakukan tindakan bedah definitive
c. Posisi mendekati duduk dengan aliran yang langsung menuju bagian sisi atau belakang lidah bayi
d. Tepuk-tepuk punggung bayi berkali-kali karena cenderung untuk menelan banyak udara
e. Periksalah bagian bawah hidung dengan teratur, kadang-kadang luka terbentuk pada bagian pemisah lobang hidung
f. Suatu kondisi yang sangat sakit dapat membuat bayi menolak menyusu. Jika hal ini terjadi arahkan dot ke bagian sisi mulut untuk memberikan kesempatan pada kulit yang lembut tersebut untuk sembuh
g. Setelah siap menyusu, perlahan-lahan bersihkan daerah sumbing dengan alat berujung kapas yang dicelupkan dala hydrogen peroksida setengah kuat atau air
2. Pengobatan
a. Dilakukan bedah elektif yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk penanganan selanjutnya. Bayi akan memperoleh operasi untuk memperbaiki kelainan, tetapi waktu yang tepat untuk operasi tersebut bervariasi.
b. Tindakan pertama dikerjakan untuk menutup celah bibir berdasarkan kriteria rule often yaitu umur > 10 mgg, BB > 10 pon/ 5 Kg, Hb > 10 gr/dl, leukosit > 10.000/ui
c. Tindakan operasi selanjutnya adalah menutup langitan/palatoplasti dikerjakan sedini mungkin (15-24 bulan) sebelum anak mampu bicara lengkap seingga pusat bicara otak belum membentuk cara bicara. Pada umur 8-9 tahun dilaksanakan tindakan operasi penambahan tulang pada celah alveolus/maxilla untuk memungkinkan ahli ortodensi mengatur pertumbuhan gigi dikanan dan kiri celah supaya normal.
d. Operasi terakhir pada usia 15-17 tahun dikerjakan setelah pertumbuhan tulang-tulang muka mendeteksi selesai.
e. Operasi mungkin tidak dapat dilakukan jika anak memiliki “kerusakan horseshoe” yang lbar. Dalam hal ini, suatu kontur seperti balon bicara ditempl pada bagian belakang gigi geligi menutupi nasofaring dan membantu anak bicara yang lebih baik.
f. Anak tersebut juga membutuhkan terapi bicara, karena langit-langit sangat penting untuk pembentukan bicara, perubahan struktur, juag pada sumbing yamh telah diperbaik, dapat mempengaruhi pola bicar secara permanen.
Perinsip perawatan secara umum;
1. lahir ; bantuan pernafasan dan pemasangan NGT (Naso Gastric Tube) bila perlu untuk membantu masuknya makanan kedalam lambung.
2. umur 1 minggu; pembuatan feeding plate untuk membantu menutup langit-langit dan mengarahkan pertumbuhan, pemberian dot khusus.
3. umur 3 bulan; labioplasty atau tindakan operasi untuk bibir, alanasi (untuk hidung) dan evaluasi telingga.
4. umur 18 bulan - 2 tahun; palathoplasty; tindakan operasi langit-langit bila terdapat sumbing pada langit-langit.
5. Umur 4 tahun : dipertimbangkan repalatorapy atau pharingoplasty.
6. umur 6 tahun; evaluasi gigi dan rahang, evaluasi pendengaran.
7. umur 11 tahun; alveolar bone graft augmentation (cangkok tulang pada pinggir alveolar untuk memberikan jalan bagi gigi caninus). perawatan otthodontis.
8. umur 12-13 tahun; final touch5; perbaikan-perbaikan bila diperlukan.
9. umur 17-18 tahun; orthognatik surgery bila perlu
I. MANIFESTASI KLINIS1. Deformitas pada bibir2. Kesukaran dalam menghisap/makan3. Kelainan susunan archumdentis.4. Distersi nasal sehingga bisa menyebabkan gangguan pernafasan.5. Gangguan komunikasi verbal6. Regurgitasi makanan.7. Pada Labio skisisa. Distorsi pada hidungb. Tampak sebagian atau keduanyac. Adanya celah pada bibir8. Pada Palati skisisa. Tampak ada celah pada tekak (unla), palato lunak, keras dan faramen incisive.b. Ada rongga pada hidung.c. Distorsi hidungd. Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksadn jarie. Kesukaran dalam menghisap/makan.F. KOMPLIKASI1. Gangguan bicara2. Terjadinya atitis media3. Aspirasi4. Distress pernafasan5. Resiko infeksi saluran nafas6. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat7. Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh atitis media rekureris sekunder akibat disfungsi tuba eustachius.8. Masalah gigi9. Perubahan harga diri dan citra tubuh yang dipengaruhi derajat kecacatan dan jaringan paruh.
Referensi :
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/18BibirSumbingdiKabupaten50KotadanSolok120.pdf/18BibirSumbingdiKabupaten50KotadanSolok120.html
http://mvzpry.blogspot.com/2009/05/bab-i-pendahuluan.html
http://bidanmanis.blogspot.com/2009/06/labioskizislabiopalatoskizis.html
NGT (nasogastrik Tube)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.N
DENGAN PROSEDUR PEMASANGAN NGT
DI RUANG MAWAR RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK
Disusun oleh :
1. Aprilia Puji Astuti
2. Sriwahyuningtyas Astutik
3. Witria Nur.H
4. Iva arfiana
5. Umi Atiyah
6. Frida Eko
7. Linda Setianita
8. Lutfi Setiasih
9. Nuriwayati
10. Ifatun Khoiroh
11. Novaliana itsnawati
12. Dwi Ristasari
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL-HIKMAH JEPARA
2008/2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul memberikan NGT . Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Ketrampilan Dasar.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam penyusunan makalah ini :
Bapak dr. Wahyu Hidayat, SpKK selaku Direktur RSUD Sunan Kalijaga Demak yang memberi ijin praktek lahan di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
Bapak H. Sumarto, SKM selaku Kepala Diklat RSUD Sunan Kalijaga Demak.
Pembimbing praktek di ruang MAWAR di RSUD Sunan Kalijaga Demak yang telah membimbing kami
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan, sehingga penyusun berharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan semua pihak.
Demak, 28 Juli 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUA
LATAR BELAKANG
TUJUAN
KEBIJAKAN
BAB II TIJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN
NUTRISI ENTERAL
KOMPLIKASI YANG DISEBABKAN OLEH NGT
BAB III TINJAUAN KASUS
DATA SUBYEKTIF
DATA OBYEKTIF
BAB IV PENBAHASAN
IMPLEMENTASI NGT
KESELAMATAN KERJA
PERALATAN
LANGKAH PELAKSANAAN
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Nasogastric Tube (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung,juga digunakan untuk memasukkan obat-obatan dan makanan. NGt ini disebabkan oleh beberapa kondisi seperti kelemahan reflek menelan,distress pernafasan atau tidak sadarkan diri. Keselamatan selalu menjadi perhatian,dimana kerjasama perawat ,pasien dan keluarga sangat dibutuhkan.
TUJUAN
Memasukkan makanan dan obat pasien yang tidak bias makan melalui mulut
Mencegah distensi gaster
Melakukan bilas lambung
Mengambil specimen asam lambung ubtuk diperiksa di laboratorium
INDIKASI
Pasien yang tidak dapat makan melalui mulit
Pasien yang ilius atau peritonitis trauma abdomen (untuk dekompresi)
Pasien perdarahan lambung atau bilas lambung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN
NGT ( Naso Gastric Tube ) adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkomsumsi makanan,cairan dan obat-obatan secara oral. Digunakan juga untuk mengeluarkan isi lambung.
Nasogastric terdiri dari dua kata yaitu dari bahasa latin dan bahasa yunani. Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung. Sedangkan dari bahasa yunani Gaster yang artinya perut gendut (berhubungan dengan perut).
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat.
(Metheny&Titler,2001).
Tujuan dan Manfaat TindakanNaso Gastric Tube digunakan untuk:1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung(cairan,udara,darah,racun)2. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung4. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia5. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia)pemasangan NGT dilakukan pada :
Pasien yg tidak sadar (koma)
Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus, tumor mulud atau faring atau esofagus, dll
Pasien yang tidak mampu menelan
Pasien pasca operasi pada mulud atu faring atau esofagus
Bayi prematur atau bayi yang tidak dapat menghisap.
Macam-macam NGT :
1.selang NGT dari karet2. Selang NGT dari bahan plastik
3. selang NGT dari bahan silikon
Ukuran NGT :
1.Nomor 14-20 untuk ukuran dewasa
2. no. 8-16 untuk anak-anak
3.no.5-7 untuk bayi.
NUTRISI ENTERAL
Nutrisi Enteral adalah pemberian nutrien melalui saluran cernadengan menggunakan sonde.
Manfaat dari pemberian nutrisi enteral antar lain :
1. Mempertahankan fungsi pertahanan usus
2. Mempertahankan mukosa saluran cerna
3. Mempertahankan imunologi mukosa saluran cerna
4. Mengurangi proses katabolic
5. Menurunkan resiko komplikasi infeksi
6. Mempercepat Penyembuhan luka
KOMPLIKASI
1. Komplikasi mekanis
-Sondenya tersumbat.-Dislokasi dari sonde, misalnya karena ketidaksempurnaan melekatkatnya sonde dengan plester di sayap hidung.
2.Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi.
Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat
a) Kecepatan aliran nutrisi enteral terlalu tinggib) Letak sonde mulai hidung sampai ke lambung tidak sempurna.
3.Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde
-Yang menyerupai jerat-Yang menyerupai simpul-Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum.Hal ini dapat langsung menyebabkan diare.
4. .Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
ADA Pocket Guide to Enteral Nutrition. American Dietetic Association, 2006.ü http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubationü http://www.medterms.com/script/main/art.asp?üarticlekey=9348 http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htmüü Canaby A, Evans L and Freeman ( 2002 ) Nursing care of patients with nasogastric feedingtube. British Journal of Nursing 11 (6 ) http://www.southtees.nhs.uk/UseFiles/pages/2249.pdfü Mallett, Jü & Dougherty, L (2000) Marsden Manual 5TH Ed Blackwell Science, United Kingdom
Eny kusyati, dkk. Ketrampilan dan prosedur keperawatan dasar. Semarang 2003
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan hari rabu 22 Juli 2009 di ruang Mawar RSUD Sunan Kalijaga Demak secara autoanamnesa maupun secara alloanamnesa.
Identitas Klien
Nama : Tn. N
Umur : 56 tahun
Alamat : Rejosari Karang Tengah
Agama : islam
Pendidkan : SD
Pekerjaan : Tani
Tanggal masuk : 12 juli 2009
No.register : 092474
Dx.medis : SNH (Stroke non Haemoregic)
Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. K
Umur : 42 Tahun
Alamat : Rejosari Karang Tengah
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Hub.dg klien : Saudara Kandung
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama
Anggota gerak sebelah kiri lemah
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah terjatuh 5 bulan yang lalu,riwayat hipertensi dan control tidak teratur.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh kepala pusing.kejang-kejang 1x,anggota badan sebelah kiri Lemah.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti ini.
PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON
Pola persepsi manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa kesehatan itu sangat penting sehingga mulai sekarang pasien mengatakan kalau merasa sakit segera berobat ke pelayanan kesehatan terdekat.
Pola Nutrisi dan Metabolik
Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari dengan komposisi sayur,lauk, buah-buahan,nasi dan air putih 7-8 gelas/hari ( 1400-1600 )
Selama sakit : Pasien makan 3x/hari dan habis ½ porsi dengan komposisi sayur,lauk,buah-buahan,nasi dan minum air putih 6-7 gelas/hari ( 1200-1400 )
Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien BAB 1x/hari dengan kosistensi lunak,warna kuning,bau khas. BAK 4-5x/hari,warna kekuning-kuningan dan bau khas.
Selama sakit : Pasien BAB 1x/hari dengan kosistensi lunak,warna kuning kecoklatan,bau khas. BAK terpasang DC keluar 1000cc,warna kuning keruh dan bau khas.
Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit : Pasien dapat beraktifitas dan bekerja di sawah tanpa ada bantuan dan melakukan aktifitas sehari-hari dengan baik.
Selama sakit : Pasien dalam melakukan aktifitas dibantu oleh keluarga.
Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : Pasien tidur selama 7-8jam/hari dengan nyenyak dan tanpa ada gangguan selama tidur.
Selama sakit : Pasien tidur 5-6jam/hari dan mudah terbangun.
Pola Persepsi dan Kognitif
Pasien merasa cemas dengan penyakit yang di deritanya,tetapi pasien yakin penyakitnya dapat disembuhkan dengan berobat ke rumah sakit.
Pola Konsep dan Persepsi
Gambaran Diri : Pasien menganggap menjadi seorang Ayah adalah suatu Anugrah.
Ideal Diri : Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat berkumpul lagi dengan keluarga di rumah.
Harga Diri : Pasien mengatakan harga dirinya menurun karena penyakitnya. Tetapi pasien tidak malu untuk berobat ke rumah sakit.
Peran Diri : Pasien seorang kepala rumah tangga dan berperan untuk menjaga keluarga.
Aktualisasi Diri : Pasien menerima keadaannya sekarang dan menganggap ini sebagai ujian dari Tuhan.
Pola Peran dan Hubungan
Pasien sebagai kepala rumahTangga dan sebagai seorang ayah dari ke- 5 anaknya.
Pola Mekanisme Terhadap Stress
Pasien tidak pernah mengalami depresi atau gangguan jiwa.
Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien mengatakan dalam hubungan seksual tidak berpengaruh karena merasa dirinya sudah tua.
Pola Kepercayaan dan Keyakinan
Pasien dan keluarga menganut agama islamdan rajin mengerjakan sholat 5 waktu.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
a. Penampilan : lemah
b. Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 180/110 mmHg
b. R R : 24x/mnt
c. Nadi : 88x/mnt
d. Suhu : 37C
Tinggi badan : 165 Berat Badan : 56 kg
Kepala
a. Bentuk Kepala : Simetris,mesocephal,tidak ada lesi.
b. Rambut : Beruban,tidak rontok dan tidak ada ketombe.
c. Mulut : Keadaan lidah bersih,simetris,mukosa bibir . kering,tidak ada pembesaran tonsil.
d. Mata : Konjungtiva anemis,simetris,sclera tidak ikterik
e. Hidung : Tidah ada pembesaran polip,tidak ada secret,terpasang selang NGT
f. Telinga : Simetris tidak ada serumen
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada
a. Paru-Paru
I : Simetris,datar
P : Tidak teraba ada pembesaran
P : Sonor
A : Terdengar wheezing
b. Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Pekak
A : Bunyi jantung SI=S2 ( lup-dup )
c. Abdomen
I : Datar tidak ada lesi
P : Peristaltic usus terdengar
P : Tympani
A : Tidak ada nyeri tekan
Genetalia : Terpasang DC,tidak ada lesi,bersih
Anus : Tidak ada lesi,tidak ada hemoroid
Extrimitas
Superior : Tangan kiri terpasang infuse dan gerakannya terbatas
Inferior : Tidak ada odeme,akral hangat,tidak ada lesi,ada varises
DATA PENUNJANG
A. Data laboratoriuma
Hematology Normal
Hemoglobin : 12, 8 g% L=13-16 P=12-15
Leukosit : 11200 /ul 4000-10000
Laju endap darah L<14 P<20
½ jam
1 jam : 25 mm/j
2 jam : 52 mm/j
Hematokrit 36 L=40-48 P 37-43
Trombosit : 128 000 /ul 15.000-400000
Hitung jenis leukosit :
Basofil : 0 % 0-1
Eosinofil : o 1-3
N. Batang : o 2-6
N. Segmen :69 50-70
Limfosit : 26 20-40
Monosit: 5 2-8
Lain : 0
Kimia darah
Gula darah sukrosa : 112, 9 mg%
Ureum : 36,3 mg % 0-40
Creatinin : 1, 0 mg % 0,5-1,2
Cholesterol Total : 198,6 mg % L>55 P>65
Trigleserida :112, o mg % >150
Asam Urat : 6,1 mg% 3,0-7,0
SGOT : 62, 0 u/l L=37 P=31
SGPT : 20, 0 u/l L=42 P=32
Therapy : Infus RL 20 TPM
Piracetam 3X3 gr
Citicolin 2X250
Kalnex 6X1
Tramadol 2X1 Cefotaxime 2X1
11. ANALISA DATA
Hari /tanggal
Data focus
Problem
etiologi
22 juli 2009
J : 12 : 00
Ds : klien mengalami gangguan pola nutrisi
Do : klien terpasang selang NGT
Ketidak berdayaan memenuhi nutrisi sendiri
Penurunan fungsi pencernaan
22 juli 2009
J : 12 : 30
Ds : klien sadar, tidak mampu menggerakan anggota tubuh secara normal
Resiko cidera
Pemenuhan sensasi sekunder akibat melemahnya serkulasi otot.
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ketidak berdayaan pemenuhan pola nutrisi sendiri berhubungan dengan penurunan fungsi pencernaan
Ds : klien mengalami gangguan dengubungn pola nutrisi
Do : klien makan melalui selang NGT
2. resiko cidera berhubungan dengan penurunan sensasi sekunder akibat melemahnya otot sirkulasi
Ds : klien tidak mampu menggerakkan anggota tubuh secara normal
Do : klien bedrest anggota tubuh terlihat lemah
IV. INTERVENSI
Hari / tgl
Tujuan
Intervensi
Rasional
22 juli 2009
J : 12 : 45
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan pemenuhan nutrisi terpenuhi :
Kariteria hasil :
Ku : ku baik
Nutrisi terpenuhi
Memonitor ttv
Memonitor diit personde
Memonitor Ku pasien
Mengetahui kondisi pasien
Memberikan makanan lewat selang NGT
23 juli 2009J : 13.00
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam di harapkan klien dapat bergerak normal
kriteria hasil : ku baik dan anggota badan tidak lagi lemah.
Memonitor Ku pasien.
Memberikan gerakan untuk melatih kekuatan sendi.
Kolabirasi terapi
Melatih kekuatan sendi pasien
Membantu proses penyembuhan pasian.
V. IMPLEMENTASI
Hari / jam
Implementasi
Respon klien
Ttd
22 juli 2009
J : 13 : 15
Mengkaji pola makan klien
Memonitor Ku klien
S : klien di beri makan lewat NGT
O : mengetahui perkembangan pola makan klien
22 juli 2009
J : 13 : 30
Memonitor ttv klien
Mengsjarkan pasien gerakan untuk melatih kekuatan sendi (ROM)
S : klien bersedia di periksa
O : ttv klien di ketahui
S : klien bersedia dilakukan ROM
O : klien melakukan ROM
VI.EVALUASI
.
Hari / jam
Catatan perkembangan
Ttd
23 juli 2009
J : 12 : 30
S : pasien diberi makan lewat NGT
O : pasien terlihat tenang
A: masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
23 juli 2009
J : 12 : 30
S : klien menggerakan anggota tubuhnya
O : klien terlihat menggerakan eksternita bawah
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
BAB IV
PROSEDUR PEMASANGAN NGT
Insersi selanh NGT meliputi pemasangan selang plastic lunak melalui NGT ke lambung. Selang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan pembuangan secret gastric dan pemasukan cairan ke dalam lambung.
Untuk keselamatan kerja lakukanlah :
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Gunakan tempat yang hangat dan bersih
3. Bertindak hati-hati dalam melakukan tindakan
4. Observasi kondisi pasien secara kontinyu
5. Perhatikan kondisi alat sebelum melakukan tindakan dan menilai kelayakan penggunaannya.
6. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas
1.LANGKAH PELAKSANAAN
A. PERSIAPAN ALAT
1. Selang NGT
2. Klem
3. Spuit 5cc
4. Stetoskop/gelas berisi air
5. Plester dan
6. Gunting
7. Kain kassa
8. Pelumas/jelly
9. Perlak/pengalas
10. Bengkok
11. Sarung tangan
12. Melakukan pengeekan program terapi
13. Mencuci tangan
14. Menempatkan alat di deka pasien
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Memberi salam dan menyapa paien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapam pasien
C. TAHAP KERJA
1. Melakukan pengecekan program terapi
1. Mencuci tangan
2. Menempatkan alat di deka pasien
3. Menjaga privacy
4. Mengatur posisi pasien dalam posisi yang paling nyaman (semi fowler)
5. Memakai sarung tangan
6. Membersihkan lubang hidung pasien
7. Memasang pengalas di atas dada
8. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (dari prosesus xipoideus ke hidung belok ke daun telinga)
9. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai ukuran panjang NGT yang akan dipasang
10. Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala dan masukkan perlahan ujung NGT melalui hidung (bila pasien sadar menganjurkan pasien untuk menelan ludah berulang-ulang)
11. Memastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara menginspirasi NGT dengan spuit atau memasukkan udara 10cc sambil diauskultasi di region lambung atau memasukkan ke dalam gelas berisi air.
12. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem disesuaikan dengan tujuan pemasangan
13. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi
TAHAP TERMINASI
1. Melakukan evalusi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
NGT adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada klien yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan,cairan dan obat-obatan secara oral.
Dilakukan pada :
1. Pasien tidak sadar ( koma )
2. Pasien dengan masalah saluran pencernaan
3. Pasien yang tidak mampu menelan
4. Pasien pada pasca operasi pada mulut
· TUJUAN
1. Memasukkan makanan dan obat pasien yang tidak bias makan melalui mulit
2. Mencegah distensi gaster
3. Melakukan bilas lambung
4. Mengambil specimen asam lambung untuk diperiksa di laboratorium
· KEBIJAKAN
1. Pasien yang tidak bisa makan melalui mulut
2. Pasien yang ilius atau peritonitis trauma abdomen
3. Pasien perdarahan lambung atau bilas lambung
DAFTAR PUSTAKA
· http://en .wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intibation
· http://dying.abaut.com/od/glossary/g/NG-tube.htm
· http://www.medterm.com/script/main/art.asp?artickley=9348
· Yuni Kusmiyati,SST.2007. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan Yogyakarta.Fitramaya
· Potter, P.A, Perry, A.G,1996 Fundamentalsof nursing, St. Louis, Mosby Company
· Departemen Kesehatan RI, Dirjenyanmed,1991. Prosedur Perawatan Dasar, Direktorat rumah sakit dan pendidikan
DENGAN PROSEDUR PEMASANGAN NGT
DI RUANG MAWAR RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK
Disusun oleh :
1. Aprilia Puji Astuti
2. Sriwahyuningtyas Astutik
3. Witria Nur.H
4. Iva arfiana
5. Umi Atiyah
6. Frida Eko
7. Linda Setianita
8. Lutfi Setiasih
9. Nuriwayati
10. Ifatun Khoiroh
11. Novaliana itsnawati
12. Dwi Ristasari
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL-HIKMAH JEPARA
2008/2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul memberikan NGT . Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Ketrampilan Dasar.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam penyusunan makalah ini :
Bapak dr. Wahyu Hidayat, SpKK selaku Direktur RSUD Sunan Kalijaga Demak yang memberi ijin praktek lahan di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
Bapak H. Sumarto, SKM selaku Kepala Diklat RSUD Sunan Kalijaga Demak.
Pembimbing praktek di ruang MAWAR di RSUD Sunan Kalijaga Demak yang telah membimbing kami
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan, sehingga penyusun berharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan semua pihak.
Demak, 28 Juli 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUA
LATAR BELAKANG
TUJUAN
KEBIJAKAN
BAB II TIJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN
NUTRISI ENTERAL
KOMPLIKASI YANG DISEBABKAN OLEH NGT
BAB III TINJAUAN KASUS
DATA SUBYEKTIF
DATA OBYEKTIF
BAB IV PENBAHASAN
IMPLEMENTASI NGT
KESELAMATAN KERJA
PERALATAN
LANGKAH PELAKSANAAN
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Nasogastric Tube (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung,juga digunakan untuk memasukkan obat-obatan dan makanan. NGt ini disebabkan oleh beberapa kondisi seperti kelemahan reflek menelan,distress pernafasan atau tidak sadarkan diri. Keselamatan selalu menjadi perhatian,dimana kerjasama perawat ,pasien dan keluarga sangat dibutuhkan.
TUJUAN
Memasukkan makanan dan obat pasien yang tidak bias makan melalui mulut
Mencegah distensi gaster
Melakukan bilas lambung
Mengambil specimen asam lambung ubtuk diperiksa di laboratorium
INDIKASI
Pasien yang tidak dapat makan melalui mulit
Pasien yang ilius atau peritonitis trauma abdomen (untuk dekompresi)
Pasien perdarahan lambung atau bilas lambung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN
NGT ( Naso Gastric Tube ) adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkomsumsi makanan,cairan dan obat-obatan secara oral. Digunakan juga untuk mengeluarkan isi lambung.
Nasogastric terdiri dari dua kata yaitu dari bahasa latin dan bahasa yunani. Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung. Sedangkan dari bahasa yunani Gaster yang artinya perut gendut (berhubungan dengan perut).
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat.
(Metheny&Titler,2001).
Tujuan dan Manfaat TindakanNaso Gastric Tube digunakan untuk:1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung(cairan,udara,darah,racun)2. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung4. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia5. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia)pemasangan NGT dilakukan pada :
Pasien yg tidak sadar (koma)
Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus, tumor mulud atau faring atau esofagus, dll
Pasien yang tidak mampu menelan
Pasien pasca operasi pada mulud atu faring atau esofagus
Bayi prematur atau bayi yang tidak dapat menghisap.
Macam-macam NGT :
1.selang NGT dari karet2. Selang NGT dari bahan plastik
3. selang NGT dari bahan silikon
Ukuran NGT :
1.Nomor 14-20 untuk ukuran dewasa
2. no. 8-16 untuk anak-anak
3.no.5-7 untuk bayi.
NUTRISI ENTERAL
Nutrisi Enteral adalah pemberian nutrien melalui saluran cernadengan menggunakan sonde.
Manfaat dari pemberian nutrisi enteral antar lain :
1. Mempertahankan fungsi pertahanan usus
2. Mempertahankan mukosa saluran cerna
3. Mempertahankan imunologi mukosa saluran cerna
4. Mengurangi proses katabolic
5. Menurunkan resiko komplikasi infeksi
6. Mempercepat Penyembuhan luka
KOMPLIKASI
1. Komplikasi mekanis
-Sondenya tersumbat.-Dislokasi dari sonde, misalnya karena ketidaksempurnaan melekatkatnya sonde dengan plester di sayap hidung.
2.Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi.
Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat
a) Kecepatan aliran nutrisi enteral terlalu tinggib) Letak sonde mulai hidung sampai ke lambung tidak sempurna.
3.Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde
-Yang menyerupai jerat-Yang menyerupai simpul-Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum.Hal ini dapat langsung menyebabkan diare.
4. .Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
ADA Pocket Guide to Enteral Nutrition. American Dietetic Association, 2006.ü http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubationü http://www.medterms.com/script/main/art.asp?üarticlekey=9348 http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htmüü Canaby A, Evans L and Freeman ( 2002 ) Nursing care of patients with nasogastric feedingtube. British Journal of Nursing 11 (6 ) http://www.southtees.nhs.uk/UseFiles/pages/2249.pdfü Mallett, Jü & Dougherty, L (2000) Marsden Manual 5TH Ed Blackwell Science, United Kingdom
Eny kusyati, dkk. Ketrampilan dan prosedur keperawatan dasar. Semarang 2003
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan hari rabu 22 Juli 2009 di ruang Mawar RSUD Sunan Kalijaga Demak secara autoanamnesa maupun secara alloanamnesa.
Identitas Klien
Nama : Tn. N
Umur : 56 tahun
Alamat : Rejosari Karang Tengah
Agama : islam
Pendidkan : SD
Pekerjaan : Tani
Tanggal masuk : 12 juli 2009
No.register : 092474
Dx.medis : SNH (Stroke non Haemoregic)
Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. K
Umur : 42 Tahun
Alamat : Rejosari Karang Tengah
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Hub.dg klien : Saudara Kandung
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama
Anggota gerak sebelah kiri lemah
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah terjatuh 5 bulan yang lalu,riwayat hipertensi dan control tidak teratur.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh kepala pusing.kejang-kejang 1x,anggota badan sebelah kiri Lemah.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti ini.
PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON
Pola persepsi manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa kesehatan itu sangat penting sehingga mulai sekarang pasien mengatakan kalau merasa sakit segera berobat ke pelayanan kesehatan terdekat.
Pola Nutrisi dan Metabolik
Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari dengan komposisi sayur,lauk, buah-buahan,nasi dan air putih 7-8 gelas/hari ( 1400-1600 )
Selama sakit : Pasien makan 3x/hari dan habis ½ porsi dengan komposisi sayur,lauk,buah-buahan,nasi dan minum air putih 6-7 gelas/hari ( 1200-1400 )
Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien BAB 1x/hari dengan kosistensi lunak,warna kuning,bau khas. BAK 4-5x/hari,warna kekuning-kuningan dan bau khas.
Selama sakit : Pasien BAB 1x/hari dengan kosistensi lunak,warna kuning kecoklatan,bau khas. BAK terpasang DC keluar 1000cc,warna kuning keruh dan bau khas.
Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit : Pasien dapat beraktifitas dan bekerja di sawah tanpa ada bantuan dan melakukan aktifitas sehari-hari dengan baik.
Selama sakit : Pasien dalam melakukan aktifitas dibantu oleh keluarga.
Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : Pasien tidur selama 7-8jam/hari dengan nyenyak dan tanpa ada gangguan selama tidur.
Selama sakit : Pasien tidur 5-6jam/hari dan mudah terbangun.
Pola Persepsi dan Kognitif
Pasien merasa cemas dengan penyakit yang di deritanya,tetapi pasien yakin penyakitnya dapat disembuhkan dengan berobat ke rumah sakit.
Pola Konsep dan Persepsi
Gambaran Diri : Pasien menganggap menjadi seorang Ayah adalah suatu Anugrah.
Ideal Diri : Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat berkumpul lagi dengan keluarga di rumah.
Harga Diri : Pasien mengatakan harga dirinya menurun karena penyakitnya. Tetapi pasien tidak malu untuk berobat ke rumah sakit.
Peran Diri : Pasien seorang kepala rumah tangga dan berperan untuk menjaga keluarga.
Aktualisasi Diri : Pasien menerima keadaannya sekarang dan menganggap ini sebagai ujian dari Tuhan.
Pola Peran dan Hubungan
Pasien sebagai kepala rumahTangga dan sebagai seorang ayah dari ke- 5 anaknya.
Pola Mekanisme Terhadap Stress
Pasien tidak pernah mengalami depresi atau gangguan jiwa.
Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien mengatakan dalam hubungan seksual tidak berpengaruh karena merasa dirinya sudah tua.
Pola Kepercayaan dan Keyakinan
Pasien dan keluarga menganut agama islamdan rajin mengerjakan sholat 5 waktu.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
a. Penampilan : lemah
b. Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 180/110 mmHg
b. R R : 24x/mnt
c. Nadi : 88x/mnt
d. Suhu : 37C
Tinggi badan : 165 Berat Badan : 56 kg
Kepala
a. Bentuk Kepala : Simetris,mesocephal,tidak ada lesi.
b. Rambut : Beruban,tidak rontok dan tidak ada ketombe.
c. Mulut : Keadaan lidah bersih,simetris,mukosa bibir . kering,tidak ada pembesaran tonsil.
d. Mata : Konjungtiva anemis,simetris,sclera tidak ikterik
e. Hidung : Tidah ada pembesaran polip,tidak ada secret,terpasang selang NGT
f. Telinga : Simetris tidak ada serumen
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada
a. Paru-Paru
I : Simetris,datar
P : Tidak teraba ada pembesaran
P : Sonor
A : Terdengar wheezing
b. Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Pekak
A : Bunyi jantung SI=S2 ( lup-dup )
c. Abdomen
I : Datar tidak ada lesi
P : Peristaltic usus terdengar
P : Tympani
A : Tidak ada nyeri tekan
Genetalia : Terpasang DC,tidak ada lesi,bersih
Anus : Tidak ada lesi,tidak ada hemoroid
Extrimitas
Superior : Tangan kiri terpasang infuse dan gerakannya terbatas
Inferior : Tidak ada odeme,akral hangat,tidak ada lesi,ada varises
DATA PENUNJANG
A. Data laboratoriuma
Hematology Normal
Hemoglobin : 12, 8 g% L=13-16 P=12-15
Leukosit : 11200 /ul 4000-10000
Laju endap darah L<14 P<20
½ jam
1 jam : 25 mm/j
2 jam : 52 mm/j
Hematokrit 36 L=40-48 P 37-43
Trombosit : 128 000 /ul 15.000-400000
Hitung jenis leukosit :
Basofil : 0 % 0-1
Eosinofil : o 1-3
N. Batang : o 2-6
N. Segmen :69 50-70
Limfosit : 26 20-40
Monosit: 5 2-8
Lain : 0
Kimia darah
Gula darah sukrosa : 112, 9 mg%
Ureum : 36,3 mg % 0-40
Creatinin : 1, 0 mg % 0,5-1,2
Cholesterol Total : 198,6 mg % L>55 P>65
Trigleserida :112, o mg % >150
Asam Urat : 6,1 mg% 3,0-7,0
SGOT : 62, 0 u/l L=37 P=31
SGPT : 20, 0 u/l L=42 P=32
Therapy : Infus RL 20 TPM
Piracetam 3X3 gr
Citicolin 2X250
Kalnex 6X1
Tramadol 2X1 Cefotaxime 2X1
11. ANALISA DATA
Hari /tanggal
Data focus
Problem
etiologi
22 juli 2009
J : 12 : 00
Ds : klien mengalami gangguan pola nutrisi
Do : klien terpasang selang NGT
Ketidak berdayaan memenuhi nutrisi sendiri
Penurunan fungsi pencernaan
22 juli 2009
J : 12 : 30
Ds : klien sadar, tidak mampu menggerakan anggota tubuh secara normal
Resiko cidera
Pemenuhan sensasi sekunder akibat melemahnya serkulasi otot.
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ketidak berdayaan pemenuhan pola nutrisi sendiri berhubungan dengan penurunan fungsi pencernaan
Ds : klien mengalami gangguan dengubungn pola nutrisi
Do : klien makan melalui selang NGT
2. resiko cidera berhubungan dengan penurunan sensasi sekunder akibat melemahnya otot sirkulasi
Ds : klien tidak mampu menggerakkan anggota tubuh secara normal
Do : klien bedrest anggota tubuh terlihat lemah
IV. INTERVENSI
Hari / tgl
Tujuan
Intervensi
Rasional
22 juli 2009
J : 12 : 45
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan pemenuhan nutrisi terpenuhi :
Kariteria hasil :
Ku : ku baik
Nutrisi terpenuhi
Memonitor ttv
Memonitor diit personde
Memonitor Ku pasien
Mengetahui kondisi pasien
Memberikan makanan lewat selang NGT
23 juli 2009J : 13.00
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam di harapkan klien dapat bergerak normal
kriteria hasil : ku baik dan anggota badan tidak lagi lemah.
Memonitor Ku pasien.
Memberikan gerakan untuk melatih kekuatan sendi.
Kolabirasi terapi
Melatih kekuatan sendi pasien
Membantu proses penyembuhan pasian.
V. IMPLEMENTASI
Hari / jam
Implementasi
Respon klien
Ttd
22 juli 2009
J : 13 : 15
Mengkaji pola makan klien
Memonitor Ku klien
S : klien di beri makan lewat NGT
O : mengetahui perkembangan pola makan klien
22 juli 2009
J : 13 : 30
Memonitor ttv klien
Mengsjarkan pasien gerakan untuk melatih kekuatan sendi (ROM)
S : klien bersedia di periksa
O : ttv klien di ketahui
S : klien bersedia dilakukan ROM
O : klien melakukan ROM
VI.EVALUASI
.
Hari / jam
Catatan perkembangan
Ttd
23 juli 2009
J : 12 : 30
S : pasien diberi makan lewat NGT
O : pasien terlihat tenang
A: masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
23 juli 2009
J : 12 : 30
S : klien menggerakan anggota tubuhnya
O : klien terlihat menggerakan eksternita bawah
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
BAB IV
PROSEDUR PEMASANGAN NGT
Insersi selanh NGT meliputi pemasangan selang plastic lunak melalui NGT ke lambung. Selang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan pembuangan secret gastric dan pemasukan cairan ke dalam lambung.
Untuk keselamatan kerja lakukanlah :
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Gunakan tempat yang hangat dan bersih
3. Bertindak hati-hati dalam melakukan tindakan
4. Observasi kondisi pasien secara kontinyu
5. Perhatikan kondisi alat sebelum melakukan tindakan dan menilai kelayakan penggunaannya.
6. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas
1.LANGKAH PELAKSANAAN
A. PERSIAPAN ALAT
1. Selang NGT
2. Klem
3. Spuit 5cc
4. Stetoskop/gelas berisi air
5. Plester dan
6. Gunting
7. Kain kassa
8. Pelumas/jelly
9. Perlak/pengalas
10. Bengkok
11. Sarung tangan
12. Melakukan pengeekan program terapi
13. Mencuci tangan
14. Menempatkan alat di deka pasien
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Memberi salam dan menyapa paien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapam pasien
C. TAHAP KERJA
1. Melakukan pengecekan program terapi
1. Mencuci tangan
2. Menempatkan alat di deka pasien
3. Menjaga privacy
4. Mengatur posisi pasien dalam posisi yang paling nyaman (semi fowler)
5. Memakai sarung tangan
6. Membersihkan lubang hidung pasien
7. Memasang pengalas di atas dada
8. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (dari prosesus xipoideus ke hidung belok ke daun telinga)
9. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai ukuran panjang NGT yang akan dipasang
10. Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala dan masukkan perlahan ujung NGT melalui hidung (bila pasien sadar menganjurkan pasien untuk menelan ludah berulang-ulang)
11. Memastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara menginspirasi NGT dengan spuit atau memasukkan udara 10cc sambil diauskultasi di region lambung atau memasukkan ke dalam gelas berisi air.
12. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem disesuaikan dengan tujuan pemasangan
13. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi
TAHAP TERMINASI
1. Melakukan evalusi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
NGT adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada klien yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan,cairan dan obat-obatan secara oral.
Dilakukan pada :
1. Pasien tidak sadar ( koma )
2. Pasien dengan masalah saluran pencernaan
3. Pasien yang tidak mampu menelan
4. Pasien pada pasca operasi pada mulut
· TUJUAN
1. Memasukkan makanan dan obat pasien yang tidak bias makan melalui mulit
2. Mencegah distensi gaster
3. Melakukan bilas lambung
4. Mengambil specimen asam lambung untuk diperiksa di laboratorium
· KEBIJAKAN
1. Pasien yang tidak bisa makan melalui mulut
2. Pasien yang ilius atau peritonitis trauma abdomen
3. Pasien perdarahan lambung atau bilas lambung
DAFTAR PUSTAKA
· http://en .wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intibation
· http://dying.abaut.com/od/glossary/g/NG-tube.htm
· http://www.medterm.com/script/main/art.asp?artickley=9348
· Yuni Kusmiyati,SST.2007. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan Yogyakarta.Fitramaya
· Potter, P.A, Perry, A.G,1996 Fundamentalsof nursing, St. Louis, Mosby Company
· Departemen Kesehatan RI, Dirjenyanmed,1991. Prosedur Perawatan Dasar, Direktorat rumah sakit dan pendidikan
Langganan:
Postingan (Atom)